Dinas Kesehatan ( Dinkes) Kabupaten Lebak, Banten, mengajak ibu hamil agar mengutamakan asupan gizi dan nutrisi yang baik untuk mencegah prevalensi kasus stunting atau kekerdilan.
"Jika ibu hamil itu mengkonsumsi asupan gizi dan nutrisi yang baik maka tidak melahirkan bayi stunting," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Lebak dr Nurul Isneini di Lebak, Kamis.
Baca juga: Pasien COVID-19 di Kabupaten Lebak jalani isolasi bertambah dua jadi 19 orang
Baca juga: Pasien COVID-19 di Kabupaten Lebak jalani isolasi bertambah dua jadi 19 orang
Pemerintah Kabupaten Lebak mengoptimalkan penyuluhan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya asupan gizi dan nutrisi.
Sebab, kasus stunting yang dialami anak bawah lima tahun (balita) akibat kurang mengkonsumsi asupan gizi dan nutrisi yang baik, terutama saat ibu hamil.
Oleh karena itu, untuk menurunkan kasus prevalensi stunting 14 persen pada 2024, maka ibu hamil diutamakan mengkonsumsi asupan gizi dan nutrisi yang baik.
"Kami minta ibu hamil dapat mengutamakan konsumsi asupan gizi dan nutrisi agar perkembangan pertumbuhan janin baik," katanya menjelaskan.
Kata dia, ibu hamil yang terjadi kekurangan energi kronis (KEK), akibat buruknya asupan gizi dan nutrisi, sehingga berdampak terhadap kesehatan ibu dan jika melahirkan anak berpotensi stunting.
Pemerintah Kabupaten Lebak kini memberikan makanan tambahan bagi ibu hamil yang mengalami KEK berupa biskuit, susu dan vitamin.
Pemberian makanan pendamping itu di seluruh fasilitas kesehatan Puskesmas masing-masing.
"Kami mendistribusikan makanan pendamping itu agar ibu hamil sehat juga melahirkan bayi sehat dan tidak stunting," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Lebak Junaedi Ibnu Juarta mengatakan pihaknya mendorong penanganan kasus stunting dialokasikan anggaran untuk makanan pendamping, kegiatan penyuluhan dan sosialisasi oleh relawan pendamping keluarga.
Selama ini, dampak anak yang teridentifikasi positif stunting tentu jelas-jelas akan melahirkan generasi bangsa yang tidak berkualitas, karena memperlambat perkembangan otak sehingga dapat membuat keterbelakangan mental atau idiot.
"Kita cukup kosen terhadap pencegahan stunting agar generasi bangsa ke depan memiliki kualitas dan SDM yang siap bersaing di tingkat internasional," katanya.