Omzet pedagang pisang di Kabupaten Lebak, Banten kembali normal usai pandemi COVID-19 di daerah ini melandai sehingga dapat meraup keuntungan mencapai Rp10 juta/bulan.
"Dua tahun lalu selama pandemi, penjualan pisang terpuruk. Banyak pisang membusuk dan tidak terjual akibat pandemi COVID-19 itu, " kata Rahmat (55) seorang pedagang pisang di Jalan Lingkar Selatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Minggu.
Pemerintah kini membolehkan kembali kegiatan ekonomi masyarakat dan tidak dibatasi sehubungan kasus pandemi melandai.
Kebijakan pemerintah tersebut berdampak positif terhadap pendapatan pedagang pisang.
Baca juga: Pencuri 50 ekor kambing di Lebak ditangkap polisi
Baca juga: Pencuri 50 ekor kambing di Lebak ditangkap polisi
Saat ini, ia memiliki banyak pelanggan, terutama para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) membeli pisang dengan jumlah cukup lumayan.
Para UMKM itu mulai dagang gorengan, keripik pisang dan bahan campuran aneka kuliner atau makanan.
Selain itu juga untuk pesta pernikahan juga konsumsi rumah tangga.
"Meningkatnya pendapatan itu tentu membantu ekonomi keluarga juga petani," katanya menjelaskan.
Ia mendapatkan pisang itu yang dipasok petani dari di sejumlah kecamatan wilayah tengah Kabupaten Lebak, termasuk petani Badui.
Petani memasok pisang ke Jalan Lingkar Selatan Rangkasbitung bisa mencapai dua ton per minggu dengan menggunakan angkutan desa.
"Kami sudah memiliki beberapa petani yang memasok pisang ke sini dan beli pisang mencapai Rp20 juta, " katanya menambahkan.
Begitu juga pedagang pisang lainya, Arhadi (60) mengaku dirinya selama kasus pandemi COVID-19 melandai kini permintaan pisang cenderung meningkat, sehingga omzet pendapatan kembali normal dibandingkan saat berlangsung COVID-19 dua tahun lalu merugi.
Pedagang pisang di Kabupaten Lebak bernafas lega, karena permintaan pasar kembali pulih.
"Kami tiga bulan terakhir ini dapat meraup keuntungan bersih Rp10 juta - 12 juta per bulan, sedangkan dua tahun lalu merugi, " katanya.
Ia mengatakan, pendapatan sebesar itu sangat menggembirakan karena bisa memenuhi kebutuhan keluarga juga dapat menyisihkan keuntungan untuk keperluan lain, seperti memperbaiki rumah, kuliah anak hingga untuk persiapan ibadah haji.
Baca juga: Ponpes MQL Lebak cetak santri penghapal Alquran 30 juz
Baca juga: Ponpes MQL Lebak cetak santri penghapal Alquran 30 juz
Saat ini, persediaan pisang di Kabupaten Lebak melimpah dan menjadi andalan penghasilan ekonomi bulanan petani.
Petani menjual aneka pisang di antaranya jenis pisang ambon, nangka, muli, emas, ketan, raja sereh, raja siam, galek, kepok dan lainnya.
Petani menjual tergantung jenis pisang dan bervariasi antara Rp50 ribu sampai Rp 130 ribu per tandan dan jika harga per sisir antara Rp10 ribu sampai Rp25 ribu.
"Kami sekali menampung pisang dengan modal Rp22 juta per minggu, " katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar mengajak petani agar meningkat mutu dan kualitas pisang sehingga dapat menembus pasar domestik dan mancanegara.
Pemerintah daerah setiap tahun menyalurkan benih pisang kepada petani untuk memperluas budidaya tanaman pisang.
Selama ini, kata dia, komoditi pisang menjadikan andalan ekonomi petani, sebab pisang Lebak itu dipasok ke wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi hingga ratusan ton per hari menggunakan truk dan colt Diesel.
"Kami memberikan bantuan benih pisang lokal agar meningkatkan mutu dan kualitas, "katanya menjelaskan.