Jakarta (ANTARA) - Dua aktivis perdamaian dari the Sasakawa Peace Foundation Jepang, Sunami dan Akiko Horiba menemui M. Jusuf Kalla di Hotel Imperial Tokyo, Rabu (11/5).
Kedua penggiat perdamaian ini, datang meminta saran dan pikiran serta pengalaman Jusuf Kalla yang selama ini dikenal sebagai salah satu tokoh yang aktif mempromosikan perdamaian di Asia.
Baca juga: Ketua Bidang Luar SMSI: Indonesia Punya Kesempatan Emas Wujudkan Perdamaian Rusia-Ukraina
“Kami datang menemui Jusuf Kalla, untuk menggali pengalamannya yang sangat berharga untuk pengembangan program yang tengah dirintis oleh Sasakawa Foundation,” kata Dr. Sunami dalam keterangan tertulis dari KBRI Tokyo yang diterima di Jakarta, Rabu.
Sunami dan Akiko Horiba menjelaskan kegiatan Sasakawa Foundation yang telah aktif dalam merintis penyelesaian konflik di beberapa negara Asia.
Dalam rangka penguatan upaya perdamaian tersebut pihaknya meminta saran bahkan keterlibatan langsung M. Jusuf Kalla, mengingat pengalaman Jusuf Kalla di berbagai daerah konflik seperti Poso, Ambon, Aceh, Afghanistan serta pengalaman sebagai pembicara di berbagai forum dalam dan luar negeri.
Juru Bicara M. Jusuf Kalla, Husain Abdullah, yang menyertai pertemuan tersebut, mengatakan, JK menanggapi positif harapan pihak Sasakawa Foundation tersebut.
Jusuf Kalla, pada kesempatan itu, mengatakan kesediaan membantu serta bekerjasama dengan Sasakawa Foundation dan juga memberi beberapa tips resolusi konflik kepada Sunami dan Akiko.
Menurut Kalla, perdamaian ibarat menjual mobil, hasil yang dicapai pada perundingan barulah tahap awal, harus disertai after sales service.
“Merawat perdamaian atau kesepakatan kesepakatan yang telah dicapai. Sehingga dapat bertahan atau berkelanjutan,” kata dia.
Duta Besar RI untuk Jepang, Heri Akhmadi yang mendampingi M. Jusuf Kalla menerima dua penggiat perdamaian Jepang tersebut, menyambut baik ajakan kerjasama Sasakawa Foundation.
Ia berharap dapat meningkatkan kerjasama antar negara Asia serta peran Indonesia dalam perdamaian. Kerjasama yang mereka inginkan bisa dimulai dengan membangun dialog atau diskusi pendahuluan bersifat terbatas yang akan digelar bulan depan.