Kota Cilegon (ANTARA) - Manajemen Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Utama Merak dinilai tak peka dengan situasi mudik pascapandemi Covid-19. Akibatnya mereka kedodoran menyiapkan antisipasi pelayanan mudik. Antrian kendaraan pemudik pun mengular berkilo-kilo meter di jalan tol dan arteri menuju Pelabuhan Merak.
Kritik tersebut dilontarkan Boyamin Saiman, Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI).
"Rapor merah untuk manajemen ASDP Merak," nilai Boyamin Saiman kepada wartawan di Cilegon, Jumat, 29/4/2022.
"Dari banyak indikator, penuh dengan angka merah," tegas Boy, sapaan akrab Koordinator MAKI.
Indikator utama adalah penyediaan jumlah kapal feri. Menurut Boy, pada awal April 2022, ASDP Merak telah mengumumkan menyiapkan 69 kapal untuk menyeberangkan pemudik.
Namun kenyataannya hanya 30-49 kapal alias separuhnya saja yang diterjunkan untuk mengangkut pemudik.
"Sudah tentu, para pemudik tertahan di jalan tol dan jalan arteri sepanjang berkilo-kilo meter menuju Pelabuhan Merak," kata Boy.
Menurut Boy dengan hanya mengoperasikan 30 kapal, terlihat jelas bahwa ASDP Merak tidak memandang mudik 2022 sebagai peristiwa akbar nasional atau extra ordinary. Padahal sangat jelas bahwa mudik 2022 adalah peristiwa akbar dalam sejarah Indonesia.
"Bayangkan, dua kali lebaran pemerintah melarang mudik untuk mencegah penyebaran Covid-19. Baru tahun ketiga dilepas. Sudah tentu jumlah pemudik seperti laron, puluhan juta," tandas Boy.
"Kalau hanya mengoperasikan 30-40 kapal, berarti ASDP Merak memandang mudik 2022 seperti peristiwa biasa. Ini jelas tidak peka, rapor merah," tandas Koordinator MAKI.
Boy menyatakan ASDP Merak sebenarnya bisa membuat berbagai terobosan sehingga 69 kapal bisa beroperasi semua di hari-hari puncak mudik seperti yang sebelumnya diumumkan ASDP sendiri.
"Kalau caranya seperti ini berarti manajemen ASDP Merak hanya diam duduk manis, nggak ada terobosan. Kasian dong pemudik tertahan lama di tol siang malam. Ini yang saya sebut tidak peka," geram Boyamin.
Indikator kedua adalah kekacuan sistem tiket memasuki kapal feri melalui aplikasi Ferizy.
Aplikasi tiket ini seringkali error yang membuat pemudik menunggu waktu berjam-jam agar transaksi bisa done.
"Indikator kesiapan sistem tiketing Ferizy juga merah. Pertanyaan saya, apa sebelumnya tak disiapkan antisipasi," kata Boy.
Indikator merah berikutnya adalah lambatnya koneksi internet di Pelabuhan Merak.
"Saya mendengar laporan masyarakat untuk mengirim WA saja harus menunggu beberapa menit, apalagi untuk buka internet dan aplikasi Ferizy," tutur Boy.
Menurut Boy, di era digital, ketersediaan infrastruktur penunjang koneksi lancar internet di pusat layanan publik adalah keharusan,
apalagi di ASDP Merak dalam momen akbar Mudik 2022. Koneksi internet lancar diperlukan untuk komunikasi para pemudik.
"Sudah jelas bahwa Manajemen ASDP Merak tidak peka. Ini yang membuat kita heran. Harus dievaluasi dengan cara dicopot," desak Boy.
Masyarakat Anti korupsi Indonesia kritik pelayanan ASDP Merak
Jumat, 29 April 2022 18:26 WIB
Sudah tentu, para pemudik tertahan di jalan tol dan jalan arteri sepanjang berkilo-kilo meter menuju Pelabuhan Merak