Serang (AntaraBanten) - Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten akan membentuk Unit Pelaksana Teknis Badan pada 2015 guna meningkatkan penyediaan pangan bagi masyarakat apabila terjadi rawan pangan.
Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Banten Agus M Tauhid di Serang, Sabtu, mengatakan unit pelaksana teknis yang akan dibentuk itu, nantinya bermanfaat untuk memastikan pasokan pangan antarwaktu antardaerah jika terjadi rawan pangan.
Tujuan lain pembentukan UPTB ini adalah memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga pada saat terjadi rawan pangan, atau mengamankan cadangan darurat dan terjaminnya pangan untuk pasokan bagi korban bencana.
Tauhid juga menyebutkan pembentukan UPTB itu bertujuan pula untuk meningkatkan akses pangan rumah tangga miskin atau rawan pangan karena gejolak harga.
Ia mengatakan ketersediaan pangan harus terus terjaga tiap tahunnya, karena sewaktu-waktu bisa terjadi bencana alam baik gempa bumi, kekeringan atau banjir yang tentu berdampak terhadap ketersediaan pangan'
Untuk akses ketersediaan dan cadangan pangan, BKPP pemerintah provinsi Banten sudah memiliki cadangan bencana diatas 200 ton yang tersedia di kabupaten dan kota.
Tauhid juga mengatakan Provinsi Banten dalam kriteria pola pangan harapan, Banten mampu mencapainya diatas target nasional, yaitu mencapai 88, sedangkan target nasional 83.
Ia juga menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Banten masih fokus perhatiannya terhadap ketersediaan pangan untuk konsumsi masyarakatnya, meskipun lahan yang tersedia untuk memproduksi bahan pangan tersebut tidak ada pertambahan, bahkan semakin susut karena adanya alih fungsi lahan.
Dalam ketersediaan pangan pihaknya masih mengandalkan dalam arti sempit yaitu padi, tetapi jika tidak ada diversifikasi pangan maka akan berat bagi Indonesia, khususnya Banten, untuk memenuhi ketersediaan pangan tersebut.
Ia mengakui bahwa kebutuhan pangan tiap tahunnya terus meningkatkan seiring dengan bertambahnya jumlah manusia, namun sayangnya jumlah lahan tidak bertambah untuk menanam padi, sehingga perlu mengambil langkah-langkah strategis, yaitu diversifikasi pangan.
Untuk menggalakkan diversifikasi pangan tersebut, BKPP dan instansi ketahanan pangan di tingkat kabupaten dan kota secara kontinue setiap tahun mengadakan "lomba cipta menu" dengan menghadirkan sejumlah pangan lokal seperti singkong, ubi rambat dan pisang-pisangan
Kegiatan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan Bergizi Beragam Seimbang dan Aman (B2SA), bahan atau menu utama dalam acara yaitu bahan pangan lokal seperti singkong, ubi, ganyong, dan lain-lain.
Berbagai cara dapat dilakukan pemerintah kabupaten dan kota guna memperkenalkan bahan pangan lokal tersebut agar disukai dan disenangi masyarakat Banten sebagai makanan alternatif selain beras.