Lebak, Banten (ANTARA) - Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Jaringan Relawan untuk Masyarakat
(Jarum) Kabupaten Lebak, Provinsi merealisasikan pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH) bagi warga miskin.
"Kita berkomitmen untuk membantu program pemerintah daerah untuk mensejahterakan masyarakat," kata Ketua Umum Ormas Jarum Kabupaten Lebak H Nunung Hidayat di Lebak, Sabtu.
Pembangunan tujuh unit RTLH itu tersebar di Kecamatan Cibadak, Gunungkencana dan Warunggunung.
Kehidupan mereka benar-benar dari keluarga miskin, sehingga membutuhkan uluran tangan untuk kembali membangun tempat tinggalnya itu.
Bahkan, warga Kecamatan Warunggunung seorang janda tua hidup sebatangkara kini menempati rumah dengan kondisi sehat, aman dan nyaman.
Sebelumnya, kata dia, kondisi rumah janda tua itu seperti kandang ayam juga menempati lahan orang lain.
"Kami membangun rumah mereka itu di tempat lain, berikut kandang ayam sebagai sumber nafkahnya, setelah ada kesepakatan dengan pemilik lahan," katanya menjelaskan.
Menurut dia, dirinya merasa terpanggil untuk memberikan manfaat kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan, karena tidak semua program RTLH itu terpenuhi anggaran oleh pemerintah setempat.
Saat ini, ujar dia, jumlah RTLH di Kabupaten Lebak tercatat sebanyak 36.000 unit dan kemampuan pemerintah daerah hanya 1.000 unit/tahun.
"Kami bagian dari elemen masyarakat tentu memiliki tanggung jawab untuk membantu warga yang tidak mampu dengan secara bergotong royong," katanya menjelaskan.
Menurut dia, dana pembangunan tujuh RTLH itu murni sumbangan sukarelawa para anggota Ormas Jarum.
Namun, pihaknya juga menerima bantuan berupa keramik dan semen dari TNI Batalyon Cakra Kostrad.
"Kami mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari Batalyon Cakra itu," kata Nunung.
Sementara itu, Nurlela (75) warga Warunggunung Kabupaten Lebak mengaku dirinya merasa mimpi dibangunkan tempat tinggal yang layak huni dan sehat oleh Ormas Jarum.
Padahal, ia tidak memiliki dana sepersen pun untuk membangun tempat tinggalnya juga menumpang di lahan orang.
"Kami tidak menyangka memiliki rumah yang layak dilengkapi sanitasi itu," kata Nurlela yang kini hidup sendiri setelah suaminya meninggal dunia.