Pasien sembuh COVID-19 di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Kamis (10/3), bertambah 147 orang sehingga total menjadi 12.968 orang setelah menjalani rawat inap rumah sakit, isolasi mandiri, dan isolasi di tempat yang disediakan pemerintah daerah.
"Kita hampir setiap hari menerima laporan pasien COVID-19 sembuh," kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah di Lebak, Kamis (10/3).
Selama ini, pasien sembuh COVID-19 di Kabupaten Lebak cenderung meningkat hingga di atas 100 orang per hari. Kemungkinan besar wilayah itu kembali nol persen dan masuk zona hijau penyebaran virus corona.
Perkembangan angka kesembuhan pasien COVID-19 yang menjalani perawatan inap di sejumlah rumah sakit, isolasi mandiri, dan isolasi di tempat yang disediakan oleh pemerintah setempat di Gedung BPPS Banten, kemungkinan kembali bertambah.
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Lebak hingga Kamis (10/3), tercatat 13.625 orang positif COVID-19, 12.968 orang sembuh, 441 orang isolasi, dan 221 orang meninggal dunia.
"Kami optimistis kasus sembuh COVID-19 terus meningkat," kata Jubir Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Kabupaten Lebak itu.
Ia mengingatkan masyarakat tetap tenang dan mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi kegiatan mobilisasi, dan mengurangi kerumunan (5M).
Selain itu, masyarakat menyukseskan program vaksinasi yang gencar dilakukan oleh puskesmas, TNI, Polri, BIN, dan berbagai organisasi kemasyarakatan yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat.
Petugas Satgas COVID-19 setiap hari melaksanakan patroli ke sejumlah tempat umum agar warga mematuhi prokes dan 5M.
Selain itu, menyampaikan sosialisasi dan edukasi tentang pencegahan COVID-19 kepada masyarakat.
"Kami juga tidak henti-hentinya meminta warga yang belum divaksin maka segera divaksinasi untuk pencegahan virus mematikan itu," katanya.
Juru Bicara RSUD Adjidarmo Rangkasbitung dr Jauhari Assukri mengatakan saat ini pasien COVID-19 yang ditangani di Ruangan Anggur menyisakan 10 orang, sedangkan pekan lalu 22 orang. Mereka kebanyakan tertular varian Omicron dengan gejala demam, pilek, dan batuk.
"Kami menyediakan 'bad' (tempat tidur) di Ruangan Anggur untuk pasien COVID-19 sebanyak 60 tempat tidur, namun kini 48 tempat tidur kosong, " katanya.