Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, merelokasikan masyarakat korban bencana pergerakan tanah di Kampung Cihuni, Desa Curugpanjang Kecamatan Cikulur.
"Kami berharap relokasi itu secepatnya direalisasikan karena sudah disediakan lahan seluas 2,5 hektare untuk 38 rumah," kata Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama di Lebak, Ahad.
Baca juga: Curah hujan tinggi, Polres Lebak siap siaga hadapi bencana alam
Baca juga: Curah hujan tinggi, Polres Lebak siap siaga hadapi bencana alam
Pemerintah Kabupaten Lebak jangan sampai warga korban pergerakan tanah berlarut-larut tinggal di pengungsian sehingga berdampak terhadap kehidupan dan kenyamanan masyarakat.
Masyarakat yang terdampak bencana tanah bergerak sebanyak 38 rumah, 47 kepala keluarga dan 174 jiwa sangat ketakutan terlebih curah hujan tinggi di daerah itu.
Bahkan, kondisi rumah mereka, satu di antaranya roboh dan 37 retak-retak dan ambles akibat tanah bergerak.
"Beruntung, rumah roboh milik Pak Misto bersama keluarganya tidak mengalami korban jiwa maupun luka-luka, karena mereka sudah mengungsi," katanya menjelaskan.
Menurut dia, relokasi masyarakat korban pergerakan tanah di Kampung Cihuni Curugpanjang Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak akan dibangun rumah instan sederhana oleh Dinas Permukiman Provinsi Banten.
Pembangunan rumah warga yang direlokasi itu dibangun dari APBD Lebak dan dana desa setempat.
Masyarakat telah menyepakati relokasi di lahan seluas 2,5 hektare dan mereka tidak boleh kembali menempati tinggal di kawasan bencana alam.
"Kami sudah melaporkan kepada Bupati agar bisa secepatnya pembangunan relokasi," kata Febby Rizky Pratama.
Camat Cikulur Kabupaten Lebak Sukmajaya mengatakan masyarakat bersedia direlokasi ke lahan milik pemerintah desa seluas 2,5 hektare.
"Lokasi relokasi itu aman dari ancaman bencana alam itu," katanya menjelaskan.
Sementara itu warga korban tanah bergerak mengatakan bahwa mereka menyambut positif adanya bantuan relokasi ke tempat yang lebih aman, karena jika berlangsung lama tinggal di lokasi tanah bergerak khawatir rumah roboh.
Selama ini, masyarakat merasa ketakutan, terlebih cuaca buruk yang ditandai hujan meningkat sehingga terpaksa jika malam hari menginap ke tenda pengungsian.
"Kami merasa senang jika pemerintah daerah merelokasi ke tempat yang lebih aman (dari tanah bergerak)," kata Mamay (40) warga Curugpanjang Kabupaten Lebak.*