Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Tenis Putri Dunia (WTA) menangguhkan seluruh turnamen di China karena kekhawatiran terkait keselamatan Peng Shuai setelah mengungkap skandal pelecehan seksual oleh seorang pejabat tinggi Partai Komunis, dan Petenis nomor satu dunia Novak Djokovic menyatakan mendukung sepenuhnya keputusan tersebut.
“Saya sepenuhnya mendukung sikap WTA karena kami tidak punya banyak informasi terkait keberadaan dan keamanan Peng Shuai,” kata Djokovic di sela pertandingan Piala Davis di Madrid.
Baca juga: Tampil garang di US Open, Raducanu jadi seleberitis paling ngetop di lapangan tenis
“Saya pikir sikap WTA sangat luar biasa dan berani,” tambah dia.
Ketua dan CEO WTA Steve Simon pada Rabu mengumumkan penangguhan segera seluruh turnamen yang dijadwalkan di China di tengah spekulasi terkait keberadaan dan keselamatan Peng Shuai, yang ramai diperbincangkan setelah tuduhan skandal pelecehan seksual mantan Wakil Perdana Menteri China Zhang Gaoli.
Simon mengatakan langkah tersebut mendapat dukungan penuh dari jajaran direksi tur meski itu bisa merugikan asosiasi ratusan juta dolar.
“Saya mengumumkan penangguhan secepatnya semua turnamen WTA di China, termasuk Hong Kong,” kata Simon dalam sebuah pernyataan.
“Saya tidak bisa meminta atlet kami bertanding di sana ketika Peng Shuai tidak diizinkan berkomunikasi secara bebas dan tampaknya dia didesak untuk membantah tuduhan pelecahan seksual terhadapnya,” ujar dia.
Ia juga mengaku khawatir dengan risiko yang dapat dialami oleh para pemain dan staf WTA apabila mereka tetap menggelar turnamen di China pada 2022.
WTA sedianya memiliki 11 agenda turnamen di China tahun ini sebelum COVID-19 memaksa mereka untuk membatalkan dan memindahkan lokasi kejuaraan. Sementara jadwal dalam kalender 2022 saat ini belum ditetapkan.
Peng, petenis putri yang pernah menjuarai Wimbledon 2013 dan French Open 2014 untuk kategori ganda putri, belum memunculkan batang hidungnya sama sekali di depan umum selama lebih dari dua pekan setelah unggahannya di media sosial yang menyebut Zhang telah melakukan pemerkosaan terhadap dia.
Unggahan yang dipasang pada 2 November itu langsung dihapus dari seluruh diskusi internet tidak lama kemudian, dan Peng belum lagi muncul secara langsung di hadapan publik sejak saat itu.
Namun foto Peng sempat beredar saat ia menghadiri sebuah acara tenis di Beijing. Ia juga bahkan melakukan video call dengan Presiden Komite Olimpiade Internasionla (IOC) Thomas Bach pada 21 November.
“Sementara ini kita tahu keberadaan Peng, tapi saya ragu dia bebas, aman, dan tidak dalam paksaan dan intimidasi,” kata Simon.
Ia kembali mendesak agar tuduhan Peng diusut tuntas serta diselidiki dengan adil, terbuka dan tanpa sensor, demikian AFP.