Jakarta (Antara News) - TNT Express Indonesia meluncurkan hotline layanan prima yang ditujukan tidak hanya menampung keluhan pelanggan, tetapi juga layanan pengiriman barang.
"Berbagai layanan ekspedisi seperti booking bahkan layanan bisnis (business to business/ B to B) dapat dilakukan cukup dengan menghubungi layanan hotline," kata Managing Director TNT Express Indonesia Tomy Sofhian di Jakarta, Selasa.
Tomy mengatakan bahwa layanan hotline 500301 beroperasi setiap hari 24 jam tanpa henti sehingga akan memudahkan pelanggan yang ingin menggunakan layanan TNT.
Ia mengatakan bahwa layanan TNT saat ini sebagian besar masih memenuhi kebutuhan impor pelanggan, seperti suku cadang mesin, alat pertambangan, alat berat, dan sektor otomotif.
Layanan yang diberikan tidak hanya suku cadang berukuran kecil, tetapi juga yang berukuran besar seperti mesin dump truk juga kerap ditangani, jelas Tomy.
Tomy mengatakan bahwa TNT selain memberikan layanan pesan pendek untuk mengetahui posisi barang berada, juga dapat mengetahui langsung melalui layanan hotmail.
"Semua wilayah di Indonesia dapat kami layani melalui 32 kota besar di Indonesia, 21 depot, 5 agen, 6 gateway, serta barang akan sampai tujuan dengan aman dan tepat waktu," ujar Tomy.
Tomy mengakui bahwa kondisi geografis di Indonesia memang berbeda-beda tetapi hal itu menjadi tantangan bagi TNT bahkan banyak pelanggan yang berasal dari perusahaan tambang yang berlokasi di pelosok hutan.
"Kami juga punya layanan premium berupa pengiriman paket yang sifatnya rahasia serta harus diterimakan pada orang tertentu, bahkan pengirim dapat memeriksa posisi kurir sedang berada di mana," ujar Tomy.
Menurut Retno Damayanti dari PT National Oilwell Varco, sebelumnya perusahaan kesulitan menghubungi layanan pelanggan pada hari Sabtu dan Minggu.
Namun, dengan kehadiran hotline TNT persoalan dokumen impor dapat diselesaikan dengan mudah, tidak seberat seperti yang dibayangkan, jelas Retno.
Pakar manajemen Cyltamia Irawan mengatakan bahwa bagian tersulit suatu perusahaan adalah mewujudkan layanan prima, yakni mengubah keluhan menjadi pujian.
"Hal ini tidak hanya dialami industri logistik, tetapi juga sektor lainnya yang bersentuhan dengan pelayanan masyarakat. Pelanggan saat ini kritis bukan saja kekecewaan atas layanan yang mereka terima, melainkan juga seringkali disebabkan salah menerima pesan (miskomunikasi)," ujar Cyltamia.