Serang (AntaraBanten) - Puluhan mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Selasa, berunjuk rasa mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi mengusut dugaan penyelewengan dana pengadaan alat kesehatan dan rumah sakit rujukan Dinas Kesehatan setempat.
"Kita merasa prihatin seharusnya Dinas Kesehatan (Dinkes) mengakomodir semua kebutuhan masyarakat dalam penanggulangan kesehatan malahan mereka sendiri yang saat ini sakit atau tidak sehat," kata Koordinator Lapangan Aksi, Fathul dalam orasinya, Selasa.
Menurut dia, saat ini angka kematian ibu dan bayi di Provinsi Banten cukup tinggi, karena keterbatasan sarana pengadaan alat kesehatan.
Pengadaan alkes tersebut diduga terjadi penyelewengan sehingga semua yang terlibat harus diusut tuntas.
Dugaan korupsi di Dinkes Banten semakin menguat setelah KPK menyita dokumen-dokumen proyek alkes itu.
"Kami mendesak KPK segera menangkap para pelaku tindak pidana korupsi dalam pengadaan alkes," katanya.
Ia mengatakan, banyak pekerjaan yang seharusnya ditayangkan di LPSE, tetapi oleh Dinkes tidak ditayangkan dan perbuatan itu tentu melanggar Peraturan Presiden 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
Selain itu juga banyak pekerjaan pengadaan barang/jasa dikuasai oleh Tubagus Chaeri Wardhana (TCW) alias Wawan, tersangka suap Pilkada Lebak.
Proyek pengadaan alkes terjadi penggelembungan harga yang diberikan oleh TCW, sekalipun produk buatan China tetapi menggunakan harga standar mahal dari harga alkes buatan Eropa maupun Amerika Serikat.
"Kita berharap TCW bertanggung jawab atas proyek pengadaan alkes itu, termasuk pejabat Dinkes Banten," ujarnya.
Begitu pula, Mastur dalam orasinya mengatakan dugaan korupsi pengadaan alkes dan rumah sakit rujukan semakin menguat.
Sebab Dinkes Banten tidak melaksanakan tranparansi publik dengan baik dan benar, sebagaimana Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP).
Disamping itu juga pejabat Dinkes Banten sulit ditemui bahkan tidak ada di kantor.
"Kami mendukung KPK untuk melakukan audit pengadaan alkes karena diduga terjadi penyelewangan anggaran," katanya.
Aksi mahasiswa ini merasa kecewa karena selama 40 menit tidak ditemui pejabat satupun sehingga melempari telur busuk ke Gedung Dinkes Banten tersebut.
Sementara itu, petugas pengamanan Polres Serang Ajun Komisaris Djoko mengatakan selama ini aksi unjuk rasa berjalan aman dan tertib.
"Kita tetap mengedepankan tindakan persuasif dan tidak kekerasan dalam menghadapi demontrasi," katanya.
PMII Desak KPK Usut Dugaan Korupsi Dinkes
Selasa, 29 Oktober 2013 17:27 WIB