Jakarta (ANTARA) - Mantan Pelatih Perserang Putut Widjanarko melalui kuasa hukumnya Pitra Romadoni Nasution akan menempuh jalur hukum soal pencemaran nama baiknya yang dituding melakukan pengaturan skor.
"Iya, klien (Putut Widjanarko) keberatan dituding dalam pengaturan skor. Sehingga hal tersebut berpotensi mencemarkan nama baiknya," ujar Pitra ketika dihubungi melalui pesan singkat, Senin.
Baca juga: Liga Prancis: kunjung debut, Sergio Ramos bisa diputus kontrak oleh PSG
Pitra menjelaskan langkah yang ia ambil bersama kliennya adalah mengeluarkan rilis dan membuat somasi terbuka kepada pihak terkait yang mengatakan kliennya tersebut terlibat pengaturan skor.
Ia menegaskan pihaknya akan menempuh jalur hukum jika pihak-pihak yang terkait tidak melakukan permintaan maaf secara terbuka soal tudingan pengaturan skor kepada kliennya dalam kurun waktu 3x24 jam.
"Ini baru kita somasi terbuka melalui release tersebut. Pak Putut juga akan berikan klarifikasi ke PSSI. Apabila (pihak-pihak yang menuding soal pengaturan skor) tidak minta maaf, akan kami proses hukum," tegas Pitra.
Selain itu, Pitra menjelaskan Putut Widjanarko hengkang dari kursi kepelatihan Perserang dikarenakan hasil pertandingan yang kurang maksimal, bukan karena dipecat.
Pada hari ini, Putut Widjanarko beserta kuasa hukumnya mengeluarkan rilis yang berisi lima poin dan pada intinya membantah dirinya terlibat pengaturan skor ketika menjabat sebagai pelatih Perserang.
Kabar Putut Widjanarko yang dituding melakukan pengaturan skor muncul ketika Manajer Perserang Babay Karnawai mengatakan ada lima pemain dan satu pelatih yang terindikasi melakukan hal tersebut.
Indikasi pengaturan skor ini terjadi ketika laga Perserang menghadapi RANS Cilegon FC, Persekat Tegal, dan Badak Lampung FC pada pertandingan Grup B Liga 2 musim ini.
Mantan Pelatih Perserang Putut Widjanarko tempuh jalur hukum soal pengaturan skor
Senin, 1 November 2021 20:07 WIB
Ini baru kita somasi terbuka melalui release tersebut. Pak Putut juga akan berikan klarifikasi ke PSSI. Apabila (pihak-pihak yang menuding soal pengaturan skor) tidak minta maaf, akan kami proses hukum