Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengajukan pembangunan embung untuk mengatasi banjir pemukiman di Rangkasbitung.
"Pembangunan embung itu berlokasi di Sentral seluas dua hektare untuk menampung air dari kawasan hulu Cijoro Bendungan," kata Kepala Bidang Dumber Daya Air (SDA) DPUPR Kabupaten Lebak Dade Yan Apriandi di Lebak, Jumat.
Baca juga: Hujan lebat disertai angin kencang landa wilayah Rangkasbitung
Banjir yang melanda sejumlah pemukiman di Rangkasbitung belum lama ini terjadi akibat adanya kerusakan di daerah kawasan hulu, sehingga perlu dilakukan pembangunan embung.
Selama ini, kawasan hulu sudah banyak lahan terbuka sehingga hujan deras lebih dari tiga jam saja dipastikan kawasan hilir dilanda banjir.
Selama ini, kawasan hulu sudah banyak lahan terbuka sehingga hujan deras lebih dari tiga jam saja dipastikan kawasan hilir dilanda banjir.
Sebab, kata dia, curah hujan tersebut tidak diserap airnya oleh pepohonan karena lahannya sudah gundul dan terbuka.
Karena itu, pemerintah daerah melakukan gerakan penghijauan dengan menanam aneka pohon.
Selain itu juga saluran drainase menyempit akibat pesatnya pembangunan pemukiman baru juga ditambah buang sampah sembarangan.
Banjir yang menerjang pemukiman di Rangkasbitung hingga ribuan rumah warga tergenang air dengan ketinggian antara 50 sampai satu meter bisa berlanjut terus jika tidak dibangun embung itu.
Kemungkinan besar pembangunan embung itu lebih tepat di Blok Sentral, karena terdapat lahan milik kelurahan seluas dua hektare.
"Kami berharap banjir yang menerjang pemukiman di Rangkasbitung hingga ribuan rumah warga tergenang air dengan ketinggian antara 50 sampai satu meter pembangunan embung bisa direalisasikan tahun 2022," katanya menjelaskan.
Sementara itu, masyarakat Rangkasbitung menyambut positif rencana pembangunan embung di Blok Sentral.
Banjir pekan lalu berimbas ke sejumlah pemukiman di Rangkasbitung hingga empat hari warga tergenang air, sehingga terpaksa mengungsi ke tempat kerabat.
Sebab, banjir pemukiman itu berbeda dengan banjir akibat luapan sungai hingga cepat surut.
"Kami berharap pembangunan embung bisa direalisasikan oleh pemerintah setempat, sehingga tidak dilanda kembali banjir," kata Usman, warga Sentral Rangkasbitung.