Masyarakat korban bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi awal 2020 mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak merelokasi ke tempat yang lebih aman dengan menempati hunian tetap (huntap).
"Kita hampir dua tahun hingga kini belum ada kejelasan status untuk menempati huntara yang dijanjikan pemerintah itu, " kata Iyan (60) Ketua Rukun Tetangga (RT) di lingkungan Huntara I Cigobang, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Jumat.
Baca juga: Jumlah pasien aktif COVID-19 di Lebak turun 83 menjadi 307 orang
Baca juga: Jumlah pasien aktif COVID-19 di Lebak turun 83 menjadi 307 orang
Saat ini, warganya menempati gubuk-gubuk tenda hunian sementara (Huntara) dengan kondisi tidak layak huni,terlebih jika hujan dipastikan kebocoran.
Gubuk tenda huntara memiliki ruangan sekitar 4×4 meter terpaksa tidur bersamaan dengan istri dan anak-anak hingga saling berdesakan dengan ruangan sempit itu.
Warga yang menempati gubuk di Blok Huntara I sekitar 86 kepala keluarga (KK) Cigobang Kecamatan Lebak Gedong terkadang mengalami gangguan kesehatan lingkungan.
“Kami berharap Bupati Lebak dapat memperjuangkan warga korban bencana alam agar bisa tinggal nyaman dan sehat, " katanya menjelaskan.
Suganda (45) warga seorang tokoh Kampung Tangguh Kabupaten Lebak mengatakan pihaknya bersama puluhan kepala keluarga lainya masih tinggal di huntara yang dibangun lembaga kemanusian Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Pembangunan huntara di Kampung Tangguh Kecamatan Sajira dengan jumlah 61 kepala keluarga.
Mereka warga itu mendambakan direlokasi ke tempat yang layak,sebab tinggal di huntara tidak merasa betah jika terus kelamaan tinggal di sini.
"Kami berharap menerima bantuan rumah hunian tetap (Huntap) yang dijanjikan pemerintah, " katanya.
Sementara itu, Bupati Lebak Iti Octavia mengatakan pemerintah daerah sudah mengajukan percepatan pembayaran pembangunan Waduk Karian dari pihak Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).
Sebab, kata dia, banyak warga yang terdampak bencana banjir bandang dan longsor lahanya terkena penggusuran pembangunan Waduk Karian.
"Kami berharap tahun ini bisa dicairkan sehingga warga korban bencana alam mampu kembali membangun rumah di lokasi lain," katanya.