Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Senam Indonesia dan Asosiasi Senam Kebugaran Indonesia menggelar Gymnaestrada Nasional 2012 untuk kedua kali sejak pertama diadakan pada 1996 dengan tujuan menyatukan seluruh insan senam kebugaran Indonesia.
Ketua Panitia Gymnas 2012 Maya Tamara di Jakarta, Sabtu, mengatakan para penggiat senam komunitas yang berada di bawah Persani dan ASKI tidak bersatu dalam kurun 30 tahun.
Hal itu membuat para anggota menjadi individualistis dengan lebih mementingkan dirinya daripada perkembangan senam organisasi yang menaungi mereka.
"Akibatnya mereka tidak memberi kontribusi kepada perkembangan senam kebugaran Indonesia. Pesenam itu lebih mementingkan pekerjaan mereka sebagai instruktur di berbagai tempat di pusat kebugaran dan beberapa ada yang bekerja untuk pusat kebugaran milik asing yang menanamkan modalnya di Indonesia," kata Ketua Panitia Gymnas 2012 Maya Tamara di GOR Soemantri, Jakarta.
Menurut Maya yang juga Komisi Teknik Senam Umum PB Persani, kecenderungan anggota komunitas itu disebabkan oleh induk organisasi yang dulu tidak memberikan perhatian serius kepada anggota. Akhirnya mereka tercerai-berai sejak beberapa tahun terakhir.
Dengan hubungan silaturahim yang baik melalui ajang Gymnas itu maka kedepannya dia mengharapkan penggiat senam mampu bersatu kembali dan secara bersama-sama mengembangkan senam kebugaran di Indonesia.
Dia meyakini dengan menyelenggarakan ajang bertema "Synergy in Harmony" ini pihaknya ingin kembali menggairahkan semangat mengembangkan senam nasional melalui acara yang akan diadakan secara reguler setiap tahun sekali.
"Gymnas kali ini menjadi titik tolak bersatunya kembali para insan senam di Indonesia demi pengembangan senam kebugaran," kata Maya.
Ketua Umum ASKI Nasional Wiwied Irawan mengamini tujuan acara yang disampaikan oleh Maya. Dia menambahkan apabila ajang Gymnas 2012 dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya.
"Senam merupakan salah satu dari tiga dasar olah raga selain atletik dan renang. Maka dari itu, acara juga bermanfaat mengangkat kualitas hidup masyarakat," kata dia.
Dia mengatakan Indonesia belum mengajarkan senam secara khusus. Berbeda dengan Jepang yang mewajibkan kurikulum pendidikan senam di sekolah. Manfaatnya ialah memberi kontribusi positif terhadap perbaikan kualitas sumber daya manusia di negeri itu.
"Rakyat Jepang telah mempraktikkan senam dengan baik setelah mereka mendapatkan pendidikan senam yang cukup. Keteraturan dalam setiap gerakan senam memberikan efek praktis terhadap kedisiplinan dan keteraturan mereka," kata dia.
Pendapat itu dikuatkan oleh Profesor Araki dari Nippon Sport Science University yang juga pernah menjabat Ketua Umum Persatuan Senam Jepang (JGA).