Pasien isolasi COVID-19 di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Minggu kembali menurun 120 orang, sehingga total menjadi 719 orang dari sehari sebelumnya 839 orang.
"Kami mengapresiasi angka pasien isolasi menurun drastis selama sepekan terakhir ini," kata Jubir Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah di Lebak, Senin.
Baca juga: Pasien sembuh dari COVID-19 di Lebak bertambah 71 orang, total menjadi 7.754
Baca juga: Pasien sembuh dari COVID-19 di Lebak bertambah 71 orang, total menjadi 7.754
Pasien isolasi COVID-19 itu, di antaranya menjalani perawatan medis di rumah sakit, rumah isolasi yang disediakan pemerintah setempat di Gedung BPPS Dinas Sosial Provinsi Banten di Jalan Siliwangi Rangkasbitung.
Selain itu juga pasien isolasi mandiri di rumah dengan pengawasan Satgas Desa, Kelurahan dan Puskesmas.
Selain itu juga pasien isolasi mandiri di rumah dengan pengawasan Satgas Desa, Kelurahan dan Puskesmas.
Perkembangan pasien isolasi COVID-19 terus menurun dari sepekan lalu menembus 1.300 orang, namun kini berjumlah 719 orang dan 204 orang dilaporkan meninggal dunia.
Begitu pula perkembangan pasien COVID-19 yang dinyatakan sembuh cenderung meningkat.
Dari 8.804 pasien corona, kata dia, sebanyak 7.881 orang dinyatakan sembuh dan sepanjang Minggu bertambah 127 orang dari sebelumnya 7.754 orang.
"Kami melihat angka pasien sembuh cukup baik sehingga Lebak kembali masuk zona kuning dengan tingkat penyebaran virus corona tingkat sedang, " katanya.
Menurut dia, meski angka isolasi dan kesembuhan pasien COVID-19 menurun.
Namun, kata dia, penyebaran virus corona masih bertambah, tetapi jumlahnya relatif kecil.
Saat ini, warga Kabupaten Lebak yang terpapar COVID-19 bertambah 8 orang dan menjadi 8.804 orang dari sebelumnya 8.796 orang.
Untuk memutus mata rantai penyebaran corona, kata dia, pihaknya meminta masyarakat dapat membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Selain itu juga mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan (5M).
Apabila, masyarakat dapat membudayakan PHBS dan protokol kesehatan dengan 5M dipastikan penyebaran virus corona menghilang di Indonesia.
"Kami minta masyarakat patuhi protokol kesehatan dan budayakan PHBS guna putus mata rantai penyebaran COVID-19," katanya.
Sementara itu, Malik (40) warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengaku dirinya pasien isolasi mandiri di rumah merasa senang setelah kembali sehat dari penyakit COVID-19 yang cukup menakutkan, karena delapan hari mengalami demam tinggi.
Beruntung, katanya, dirinya diberikan panjang umur oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Selama demam tinggi, selain tidak bisa tidur dan makanan juga tubuh gelisah.
Tetapi, kata dia, kondisi tubuh masih kuat karena sebelumnya sudah dua kali menjalani vaksinasi.
"Kami minta warga dapat divaksin karena mampu memperkuat daya tubuh jika terserang COVID-19, " katanya.