Jakarta (ANTARA) - Momen kemenangan Elina Svitolina atas Serena Williams di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro menjadi titik balik karier petenis Ukraina itu untuk melangkah lebih jauh dan meraih podium di Olimpiade Tokyo, 24 Juli-8 Agustus mendatang.
Svitolina yang pada saat itu masih berusia 21 tahun itu secara mengejutkan menyingkirkan Serena Williams pada putaran ketiga di Rio. Namun ia gagal meraih medali setelah kalah oleh petenis Ceko Petra Kvitova di perempat final.
Baca juga: Berrettini yakin suatu saat akan angkat trofi juara Wimbledon
Meski demikian, Svitolina yang dulu masih berada di peringkat ke-20 dunia itu berhasil memenangi lima gelar tur WTA pada musim kompetisi setelah Olimpiade, dan naik ke posisi ketiga dunia, yang menjadi peringkat tertinggi dalam kariernya. Pada 2018, dia juga meraih titel turnamen tenis akhir musim, Final WTA.
“Tujuan saya adalah mendapatkan medali Olimpiade. Saya akan melakukan yang terbaik untuk mempersiapkan diri,” kata Svitolina, seperti dikutip Reuters, Minggu.
“Bagi negara saya, Olimpiade adalah kejuaraan yang penting. Mereka sangat mendukung Anda ketika para atlet berkompetisi di Olimpiade. Jadi ini sangat spesial untuk Ukraina dan saya akan mendapatkan medali itu,” ujar petenis yang baru saja menikah dengan petenis Prancis Gael Monfils pada Jumat lalu itu.
Olimpiade 2016 Rio adalah pengalaman tak terlupakan bagi Svitolina. Melihat para atlet top dari berbagai cabang olahraga bersaing meraih kemenangan telah menginspirasinya.
“Saya ingin dikenang sebagai pejuang untuk negara saya. Saya ingin memenangi semua yang saya mainkan dan saya selalu berusaha melakukan yang terbaik,” kata petenis nomor enam dunia itu.
Beberapa petenis top telah menyatakan mundur dari Olimpiade Tokyo, di antaranya Serena Williams, Simona Halep, Victoria Azarenka, Angelique Kerber, dan Bianca Andreescu.
Mereka memilih absen dengan berbagai macam alasan, seperti kekhawatiran kondisi pandemi COVID-19, cedera, dan larangan kehadiran penonton.