Manokwari (ANTARA) - Fenomena alam "water spout" yang terlihat di perairan Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat, pada Sabtu (8/5) siang sekira pukul 13.00 WIT menggegerkan warga pesisir Pantai Manokwari, dan dinyatakan BMKG sebagai berbahaya bagi nelayan dan kapal.
"Fenomena 'water spout' sangat berbahaya bagi nelayan ataupun kapal penumpang yang melakukan pelayaran bertepatan pada saat terjadi pusaran atau belalai angin itu," kata Kepala BMKG stasiun Rendani Manokwari, Daniel Tandi yang dikonfirmasi, di Manokwari, Minggu.
Baca juga: BPBD Lebak minta warga waspada bencana dampak fenomena La Nina
"Kalau angin puting beliung kejadiannya di darat dan berbahaya bagi rumah penduduk," katanya.
Menurut Oceanservice.noaa.gov, "tornadic waters pout" adalah tornado yang terbentuk di atas air, atau berpindah dari daratan ke perairan. Biasanya fenomena alam ini disertai dengan badai petir yang parah, angin kencang, hujan es yang besar, dan seringnya petir berbahaya.
Sedangkan peneliti Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Erma Yulihastin, dalam keterangan di situs resmi LAPAN, Kamis, 21 Januari 2021 menyatakan ada perbedaan antara "water spout" dan angin puting beliung.
"Terdapat perbedaan mendasar antara fenomena 'water spout' dan angin puting beliung akibat kondisi anomali cuaca. Perbedaan 'water spout' dengan puting beliung dapat diidentifikasi dari koneksinya dengan media air yang terdapat di bagian dasarnya," katanya terkait "water spout" yang juga pernah terjadi di Wonogiri, Jawa Tengah pada Januari lalu.