Pemkab Pandeglang Janji Perhatikan Anak Terlantar
Selasa, 12 Juli 2011 12:10 WIB
Pandeglang (ANTARABanten) - Pemerintah Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten berjanji memperhatikan anak terlantar sehingga tetap bisa hidup, tumbuh dan berkembang serta berpartisipasi secara optimal sesuai harkat dan martabat kemanusiaan.
"Anak terlantar merupakan anak-anak kita, yang harus terus diperhatikan sehingga hak-haknya sebagai anak bangsa bisa diperoleh," kata Bupati Pandeglang H. Erwan Kurtubi, Senin.
Salah satu bentuk perhatian itu, kata dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang telah memberikan bantuan tempat tinggal bagi empat anak terlantar yang telah ditinggal kedua orang tuanya.
"Kita membangun rumah berukuran 3,5 meterx7,5 meter lengkap dengan kamar tindur, tempat tidur, dapur dan fasilitas mandi, cuci, kakus," katanya.
Ia mengaku, mendapat laporan dari masyarakat, kalau ada empat anak terlantar akibat ditinggal kedua orang tuanya di Kampung Kadupari, Kecamatan cipeucang.
Keempat anak terlantar itu, yakni Meliawati (11), Alfin Sulaeman (9), Doni Safaat (8) dan Edoy Pamungkas (4).
"Mendapat laporan itu, kita langsung meninjau ke lapangan dan setelah diketahui kebenarannya diputusakan untuk memberi bantuan yang dibutuhkan, termasuk tempat tinggal," katanya.
Bupati juga berharap, agar masyarakat peduli terhadap anak terlantar yang ada di tempat tinggalnya masing-masing.
Jumlah anak terlantar di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, mencapai 340 orang tersebar di 15 kecamatan di daerah itu.
Kepala Seksi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Kabupaten Pandeglang Jamroji menjelaskan, jumlah anak terlantar di Kabupaten Pandeglang 340 orang, meliputi 238 orang laki-laki dan 102 orang perempuan.
"Dari hasil pendataan yang kita lakukan, anak terlantar hanya ada di 15 kecamatan dari 35 kecamatan yang ada di Kabupaten Pandeglang," katanya.
Ia menjelaskan, di Kecamatan Sumur terdapat dua orang anak terlantar, Cibaliung dua orang, Cigeulis 41 orang, Panimbang 39 orang, Pangelaran tiga orang, Labuan 55 orang, Menes 14 orang.
Kemudian, Mandalawangi lima orang, Cimanuk enam orang, Pandeglang 34 orang, Cadasari enam orang, Karang Tanjung dua orang, Carita 75 orang, Makarjaya 46 orang dan Sobang tiga orang.