Pangandaran (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini kagum dengan keberadaan Taruna Siaga Bencana (Tagana) karena kerja mereka nyata dirasakan oleh masyarakat tanpa pamrih.
"Pertama kali, saya menjadi saksi bagaimana para Tagana di berbagai daerah menjadi orang yang pertama saat terjadi bencana. Mereka bekerja dalam sepi, tidak ada orang yang meliput, tidak ada yang tau siapa yang bekerja. Tagana seolah tidak ada, tapi Tagana hadir nyata di masyarakat," katanya ketika memberikan arahan pada HUT Tagana ke 17 yang dipusatkan di Pantai Timur Pangandaran, Jawa Barat, Rabu (31/3).
Mantan Walikota Surabaya dua periode ini mengaku setelah menjadi Menteri Sosial semakin mengerti dan mamahami keberadaan Tagana luar biasa.
"Terus terang, saat saya di Surabaya, saat itu saya tidak begitu memperhatikan yang namanya Tagana, tapi begitu saya berada di Kementerian Sosial, saya tahu betapa luar biasanya mereka. Mereka bekerja sama dengan BPBD di daerah-daerah, meskipun tanpa suara, mereka ada, meskipun itu bukan daerahnya. Mereka datang dari berbagai kota di sekitar, tanpa ada yang menyuruh, tanpa ada yang memerintah. Itulah Tagana yang luar biasa," kata Mensos Risma.
Tagana Indonesia, lanjut Mensos membuktikan bahwa Pancasila ada di tengah masyarakat karena Tagana membuktikan bahwa dengan gotong royong, maka penyelesaian-penyelesaian masalah seberat apapun bisa diselesaikan secara gotong royong.
Seringkali, saya ditanya, “Bu, bagaimana makannya? Bagaimana tidurnya?”. Tapi siapa yang bekerja di balik Kementerian Soisal adalah para Tagana yang luar biasa.
"Saya seringkali juga melihat mereka menyiapkan tempat tidur para pengungsi, menyiapkan makanan para pengungsi, tapi kemudian, saya tanya, Kamu tidur dimana?, Nggak tau, Bu, ya nanti tidur di tempat seadanya. Ayo, makan sudah jam sebelas malam, Belum, Bu, belum selesai," katanya.
Itulah Tagana Indonesia, yang selama ini sama sekali tidak ada yang mengucapkan terima kasih atau memperhatikan mereka.
"Karena itu, di ulang tahun yang ke-17 saat ini, saya mengucapkan terima kasih sekali kepada seluruh Tagana Indonesia dan salam dari Bapak Presiden Republik Indoensia yang juga sangat memperhatikan seluruh Tagana Indonesia," ujarnya.
Di ulang tahun Tagana yang ke 17 ini, Risma mengaku tidak mau hura - hura, tetapi ingin meningkatkan kapasitas para Tagana agar lengkap pengetahuannya.
"Saat saya menjadi menteri, saya ngga mau hura-hura dulu. Saya ingin mereka dilatih berenang, atau menyelamatkan para korban kalau terjadi bencana di air. Jadi, tolong dilatih," ungkapnya.
"Saya pikir, lanjutnya Pak, Bu, mereka mau rekreasi ke Pangandaran. Ternyata double, ya rekreasi, ya training untuk penyelamatan di air. Jadi, saya berharap Tagana semakin lengkap pengetahuannya, bagaimana kalau terjadi bencana di air," tambahnya.
Yang kedua kata Risma, yang di dorong adalah kearifan lokal. Para nelayan di Pangandaran saat ini sudah dilatih dan disiagakan kalau terjadi segala sesuatu.
"Kalau kita mengembangkan kearifan lokal, seperti saat ini, dimana para nelayan dilatih, yang kemudian nanti harus diteruskan kepada seluruh warga untuk bagaimana siaga bencana," katanya.
Puncak acara HUT Tagana dihadiri oleh Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata, Mantan Menteri KKP yang menjabat Ketua Serikat Nelayan Tradisional Ssi Pujiastuti, Gubernur Jawa Barat yang diwakili Kepala Dinas Sosial Dodo Suhendar, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Pepen Nazaruddin, Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Asep Sasa Purnama, Kabadiklit Pensos Syahabuddin, Sekretaris Ditjen Linjamsos Robben Rico, dan Direktur PSKBA M Safii Nasution dan jajaran pejabat Kemensos.
Risma juga mengukuhkan 1000 nelayan Pangandaran menjadi Sahabat Tagana, salah satunya Kasnu (52) mengaku bahagia dan selama ini sudah bersatu dengan Tagana.
"Tadi adalah pengukuhan penanggulangan bencana, jadi kami sebagai nelayan merasa bahagia karena nelayan dengan Tagana itu sudah saling bersatu untuk menolong sesama manusia apabila ada bencana, jadi kami juga sebagai nelayan siap untuk membantu Tagana", ujar Kasnu usai pengukuhan.
Karena, lanjutnya nelayan punya ilmu berenang jadi apabila ada kejadian bisa di evakuasi ke tempat yang aman, setelah itu apabila ada yang perlu ditolong akan diamankan dengan alat seadanya menggunakan pelampung sambil berenang, tadi juga mendapatkan simbolis bantuan berupa dayung untuk alat bantu perahu karet, karena disini belum ada perahu karet.
Sementara dalam laporannya, Dirjen Linjamsos Pepen Nazaruddin juga menyampaikan, para pemenang perlombaan kecakapan Tagana,
"Kegiatan ini dilaksanakan secara online ditempat kedudukan dengan tema Keposkoan, Logisitk, Dapur Umum, Layanan Dukungan Psikososial dan Shelter,"papar Dirjen.
Ada juga kegiatan yang dilaksanakan secara offline di Kawasan Cagar Alam Pangandaran dengan melibatkan perwakilan Tagana Provinsi seluruh Indonesia yang hadir yaitu _Water Rescue, Vertical Rescue_ dan Pertolongan Pertama Gawat Darurat.
"Adapun yang menjadi penilaian adalah pengetahuan dan keterampilan," kata Dirjen Linjamsos.
Mensos Risma mengaku menjadi saksi Tagana hadir nyata di masyarakat
Rabu, 31 Maret 2021 14:54 WIB
Pertama kali, saya menjadi saksi bagaimana para Tagana di berbagai daerah menjadi orang yang pertama