![pinterest](https://pinterest.com/pin/create/button/?url=https://banten.antaranews.com/berita/93630/legislator-minta-bupati-lebak-kaji-penerapan-lockdown-corona&media=https://cdn.antaranews.com/cache/1200x800/2020/03/30/dian-dprd.jpg&description=Legislator minta Bupati Lebak kaji penerapan "lockdown" corona){kind=link}
Anggota DPRD Lebak Dian Wahyudi meminta Bupati Iti Octavia mengkaji terlebih dahulu untuk kebijakan penerapan "lockdown" atau penutupan wilayah untuk pencegahan penyebaran virus corona (COVID-19) dan tidak menimbulkan kerugian masyarakat.
"Kami sangat mendukung kebijakan 'lockdown' itu," kata Dian yang juga Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sosial (PKS) Kabupaten Lebak saat dihubungi di Lebak, Senin.
Kebijakan penutupan wilayah tersebut patut diapresiasi, karena dapat mencegah penyebaran virus corona yang membahayakan dan bisa menimbulkan kematian bagi penderita.
Selama ini, penularan penyebaran COVID-19 semakin meluas di Tanah Air, sehingga perlu dilakukan pencegahan secara mandiri dan berkelanjutan.
Penerapan penutupan wilayah dinilai lebih efektif untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19, namun perlu juga dipikirkan masyarakat.
Bagaimana pendapatan dan ketersedian pangan selama menjalani "lockdown", karena semua akses transportasi tertutup juga berdampak terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
"Kami berharap bupati sebelum melaksanakan "lockdown" bisa duduk bersama dengan wakil rakyat agar tidak merugikan masyarakat," katanya menegaskan.
Menurut dia, dirinya sebagai wakil rakyat akan mengajukan usulan kepada Bupati Lebak bahwa penerapan lockdown agar tetap pasar tradisional beroperasi, tetapi dibatasi dengan waktu agar masyarakat terpenuhi kebutuhan pangan.
Selain itu juga aparat keamanan baik TNI dan Polri harus melakukan penjagaan dan pengawasan agar kebijakan "lockdown" sukses dapat mencegah penyebaran virus corona.
"Kami berharap warga dapat mentaati penerapan penutupan wilayah itu," katanya.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Lebak Eka Prasetiawan mengatakan selama ini Lebak sangat berbatasan dengan daerah zona merah COVID-19, seperti Tangerang Raya dan DKI Jakarta.
Penyebaran corona sangat memungkinkan dengan volume penumpang Commuterline dari Rangkasbitung-Tanahabang dan sebaliknya mencapai 35 ribu penumpang/hari.
Selain itu juga akses angkutan bus yang melayani trayek Jabotabek, sehingga penutupan wilayah untuk pencegahan penyebaran COVID-19 sangat tepat.
"Kami yakin pemberlakuan penutupan wilayah itu bisa mencegah penularan corona," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
"Kami sangat mendukung kebijakan 'lockdown' itu," kata Dian yang juga Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sosial (PKS) Kabupaten Lebak saat dihubungi di Lebak, Senin.
Kebijakan penutupan wilayah tersebut patut diapresiasi, karena dapat mencegah penyebaran virus corona yang membahayakan dan bisa menimbulkan kematian bagi penderita.
Selama ini, penularan penyebaran COVID-19 semakin meluas di Tanah Air, sehingga perlu dilakukan pencegahan secara mandiri dan berkelanjutan.
Penerapan penutupan wilayah dinilai lebih efektif untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19, namun perlu juga dipikirkan masyarakat.
Bagaimana pendapatan dan ketersedian pangan selama menjalani "lockdown", karena semua akses transportasi tertutup juga berdampak terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
"Kami berharap bupati sebelum melaksanakan "lockdown" bisa duduk bersama dengan wakil rakyat agar tidak merugikan masyarakat," katanya menegaskan.
Menurut dia, dirinya sebagai wakil rakyat akan mengajukan usulan kepada Bupati Lebak bahwa penerapan lockdown agar tetap pasar tradisional beroperasi, tetapi dibatasi dengan waktu agar masyarakat terpenuhi kebutuhan pangan.
Selain itu juga aparat keamanan baik TNI dan Polri harus melakukan penjagaan dan pengawasan agar kebijakan "lockdown" sukses dapat mencegah penyebaran virus corona.
"Kami berharap warga dapat mentaati penerapan penutupan wilayah itu," katanya.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Lebak Eka Prasetiawan mengatakan selama ini Lebak sangat berbatasan dengan daerah zona merah COVID-19, seperti Tangerang Raya dan DKI Jakarta.
Penyebaran corona sangat memungkinkan dengan volume penumpang Commuterline dari Rangkasbitung-Tanahabang dan sebaliknya mencapai 35 ribu penumpang/hari.
Selain itu juga akses angkutan bus yang melayani trayek Jabotabek, sehingga penutupan wilayah untuk pencegahan penyebaran COVID-19 sangat tepat.
"Kami yakin pemberlakuan penutupan wilayah itu bisa mencegah penularan corona," katanya.
Editor : Ridwan Chaidir
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020