Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hingga dua bulan lebih mengoptimalkan pemantauan di lokasi pengungsian untuk pencegahan penyakit menular maupun kerawanan pangan.

"Pemantauan itu karena  belum direalisasikan pembangunan hunian tetap atau huntap bagi  warga korban bencana banjir dan bandang yang terjadi awal tahun 2020 ," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabuaten Lebak Kaprawi saat dihubungi di Lebak, Minggu.

Pemerintah daerah hingga kini tetap memperhatikan masyarakat korban bencana alam yang tinggal di lokasi pengungsian.

Perhatian pemerintah daerah pelayanan dasar yang harus terpenuhi yakni kebutuhan konsumsi sehari-hari dan derajat kesehatan guna mencegah penyebaran penyakit menular.

Sebab, mereka tinggal di pengungsian sangat rawan terjadi penyebaran penyakit disentri maupun infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Masyarakat yang terdampak bencana alam kini tinggal di empat lokasi antara lain pengungsian Pusdiklatpur Ciuyah, pengungsian Cibandung, pengungsian Seupang dan pengungsian Susukan.

Selama ini, kata dia, di empat lokasi pengungsian itu masih terpenuhi kebutuhan logistik,sehingga tidak menimbulkan kerawanan pangan.

Selain itu juga terlayani kesehatan dengan diterjunkan tenaga medis dari Puskesmas setempat, sehingga warga pengungsian bisa menjalani pengobatan.

"Kami menjamin kebutuhan pangan untuk warga pengungsi relatif aman dan cukup selama dua bulan ke depan," katanya menjelaskan.

Menurut dia, apabila persediaan logistik di lokasi pengungsian tersebut sudah menipis maka BPBD Lebak melakukan pendistribusikan beras, lauk pauk, mie instan, minyak goreng dan lainnya.

Saat ini, pendistribusian logistik, selain pemerintah juga donatur, relawan hingga lembaga kemanusianm bahkan dua hari lalu dari perusahaan Qatar mendistribusikan paket makanan untuk warga korban bencana banjir bandang dan longsor.

"Kami mengapresiasi bantuan logistik dari berbagai elemen yang peduli itu untuk membantu warga yang terkena musibah," katanya.

Sementara itu, sejumlah pengungsi Susukan Kecamatan Ciuyah Kabupaten Lebak mengatakan dirinya bersama anggota keluarga masih tinggal ditenda pengungsian dan belum ada tanda-tanda tinggal di huntap.

Pihaknya hingga dua bulan lebih belum menerima laporan dari pemerintah untuk tinggal di huntap bagi warga korban bencana alam.

"Meski kami tinggal di pengungsian terpenuhi makan sehari-hari, namun mereka merasa bingung ke depan tinggal dimana karena rumah miliknya hanyut diterjang luapan Sungai Ciberang," kata Ahmad , warga Desa Bungur Mekar Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak.

 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020