Bupati Garut Rudy Gunawan berharap rumah singgah pasien TBC (tuberculosis) yang hendak dibangun di wilayah ibu kota Kabupaten Garut, Jawa Barat, dapat mempercepat proses penyembuhan pasien secara maksimal sehingga penderita bisa bebas dari sakit paru dan kembali produktif.
"Saat ini sedang membangun rumah singgah pasien TBC sebagai upaya pemberdayaan sosial ekonomi dan mempercepat eliminasi TBC di daerah ini pada 2030," kata Bupati Garut Rudy Gunawan melalui siaran pers Diskominfo Pemkab Garut, Kamis.
Ia menuturkan, penyakit TBC masih menjadi masalah masyarakat Kabupaten Garut, terbukti hingga saat ini masih ada yang menderita penyakit tersebut, bahkan ada yang belum mendapatkan pengobatan.
Menurut dia, berdasarkan data di lapangan angka kesembuhan penderita TBC di Garut masih belum mencapai target sehingga potensi penularannya akan terus terjadi.
"Kedua masalah ini berpotensi menyebarkan proses penularan tuberkulosis akan terus berlangsung di masyarakat," kata Rudy.
Bupati menyatakan siap mendukung pembangunan rumah singgah di Garut Kota, bahkan bedah rumah sehat bagi penderita TBC sebagai upaya memberikan pelayanan kesehatan, meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan dan pemberdayaan sosial ekonomi.
Pemkab Garut, lanjut dia, berkomitmen menciptakan lingkungan sehat dan layak huni dengan memberikan bantuan untuk membangun 10 ribu rumah Iayak huni bagi masyarakat Garut yang tidak mampu, disabilitas dan sakit.
"Untuk itu Pemkab Garut telah berniat untuk mengibahkan lahan kepada pusat melalui Kemenkes bagi pembangunan rumah sakit khusus paru sebagai pusat rujukan wilayah Priangan Timur," katanya.
Ia menambahkan, Pemkab Garut berkomitmen melakukan berbagai upaya akselerasi penanggulangan TBC melalui program "Gerakan Besar Kesehatan" termasuk melibatkan masyarakat untuk meningkatkan penemuan kasus dan penanganan penderita.
Bahkan, lanjut dia, Pemkab Garut terus berupaya membangun sinergitas dengan pelayanan kesehatan swasta untuk memeriksa kondisi kesehatan di tempat risiko tinggi TBC.
"Masalah tuberkulosis tidak hanya dari sisi layanan kesehatan, tapi memerlukan juga pendekatan sosial ekonomi dan sinergi dari semua elemen masyarakat," katanya.
Bupati menyampaikan, apresiasi Kementerian Kesehatan, Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Bandung dan lintas sektoral lainnya yang telah mengembangkan Desa Siaga TBC di Kelurahan Sukamantri, Garut.
Bupati juga menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Arsitektur Hijau Nusantara (YAHINTARA) dan Civil Society Aisyiyah serta komponen masyarakat lainnya yang secara bergotong royong sejak tahun 2014 telah membangun beberapa rumah sehat untuk penderita TBC di Garut. ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
"Saat ini sedang membangun rumah singgah pasien TBC sebagai upaya pemberdayaan sosial ekonomi dan mempercepat eliminasi TBC di daerah ini pada 2030," kata Bupati Garut Rudy Gunawan melalui siaran pers Diskominfo Pemkab Garut, Kamis.
Ia menuturkan, penyakit TBC masih menjadi masalah masyarakat Kabupaten Garut, terbukti hingga saat ini masih ada yang menderita penyakit tersebut, bahkan ada yang belum mendapatkan pengobatan.
Menurut dia, berdasarkan data di lapangan angka kesembuhan penderita TBC di Garut masih belum mencapai target sehingga potensi penularannya akan terus terjadi.
"Kedua masalah ini berpotensi menyebarkan proses penularan tuberkulosis akan terus berlangsung di masyarakat," kata Rudy.
Bupati menyatakan siap mendukung pembangunan rumah singgah di Garut Kota, bahkan bedah rumah sehat bagi penderita TBC sebagai upaya memberikan pelayanan kesehatan, meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan dan pemberdayaan sosial ekonomi.
Pemkab Garut, lanjut dia, berkomitmen menciptakan lingkungan sehat dan layak huni dengan memberikan bantuan untuk membangun 10 ribu rumah Iayak huni bagi masyarakat Garut yang tidak mampu, disabilitas dan sakit.
"Untuk itu Pemkab Garut telah berniat untuk mengibahkan lahan kepada pusat melalui Kemenkes bagi pembangunan rumah sakit khusus paru sebagai pusat rujukan wilayah Priangan Timur," katanya.
Ia menambahkan, Pemkab Garut berkomitmen melakukan berbagai upaya akselerasi penanggulangan TBC melalui program "Gerakan Besar Kesehatan" termasuk melibatkan masyarakat untuk meningkatkan penemuan kasus dan penanganan penderita.
Bahkan, lanjut dia, Pemkab Garut terus berupaya membangun sinergitas dengan pelayanan kesehatan swasta untuk memeriksa kondisi kesehatan di tempat risiko tinggi TBC.
"Masalah tuberkulosis tidak hanya dari sisi layanan kesehatan, tapi memerlukan juga pendekatan sosial ekonomi dan sinergi dari semua elemen masyarakat," katanya.
Bupati menyampaikan, apresiasi Kementerian Kesehatan, Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Bandung dan lintas sektoral lainnya yang telah mengembangkan Desa Siaga TBC di Kelurahan Sukamantri, Garut.
Bupati juga menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Arsitektur Hijau Nusantara (YAHINTARA) dan Civil Society Aisyiyah serta komponen masyarakat lainnya yang secara bergotong royong sejak tahun 2014 telah membangun beberapa rumah sehat untuk penderita TBC di Garut. ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020