Produksi beras di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, pada Januari-Oktober 2019 mengalami surplus 147.454 ton atau cukup memenuhi kebutuhan di kabupaten tersebut selama 12 bulan ke depan, meski terjadi kemarau panjang.

"Kita mengapresiasi para petani mampu memproduksi pangan hingga surplus 12 bulan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Banten, Senin.

Petani Kabupaten Lebak masih melakukan gerakan percepatan tanam saat curah hujan berkapasitas ringan dan sedang sekarang ini.

"Petani melaksanakan gerakan percepatan tanam menggunakan pompa dengan menyedot air permukaan aliran sungai," katanya.

Produksi beras di Kabupaten Lebak melimpah karena panen padi dari Januari-Oktober 2019 sebanyak 571.602 ton gabah kering panen (GKP) dan 485.862 ton gabah kering giling (GKG).

Produksi padi tersebut jika dijadikan dalam bentuk beras sebanyak 267.224 ton dan  konsumsi masyarakat Kabupaten Lebak 11.977 ton/bulan atau 143.724 ton/tahun dengan penduduk 1,2 juta jiwa.

Dari 267.224 ton setara beras itu kebutuhan beras hingga Oktober 2019 sebanyak 119.770 ton, maka dipastikan surplus 147.454 ton dan mencukupi untuk kebutuhan selama 12 bulan ke depan.

"Kami yakin produksi pangan terus meningkat karena panen masih berlangsung hingga Desember 2019," ujarnya.

Menurut dia, saat ini, kekeringan yang terjadi di Kabupaten Lebak tidak menimbulkan gagal panen karena dilakukan intervensi dengan mengoptimalkan bantuan pompa.

Mereka para kelompok tani mendapatkan bantuan pompa untuk memenuhi ketersediaan air dengan melakukan penyedotan dari aliran sungai, embung maupun situ.

Selama ini, Kabupaten Lebak dijadikan daerah lumbung pangan di Provinsi Banten.

"Kami minta petani agar melaksanakan gerakan percepatan tanam agar produksi dan produktivitas pangan terus
melimpah," katanya menjelaskan.

Sejumlah petani di Desa Rangkasbitung  Timur, Kabupaten Lebak, mengatakan bahwa panen awal November 2019 cukup bagus karena tidak terserang hama maupun penyakit tanaman.

"Panen tahun ini menguntungkan karena bisa menghasilkan produksi cukup tinggi hingga 7,2 ton GKP ton/hektare dan bisa menghasilkan pendapatan Rp25 juta per hektare," kata Ahmad.

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019