Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Banten, mengapresiasi produktivitas panen padi awal November 2019 mencapai rata-rata 7,5 ton gabah kering pungut (GKP) per hektare.

"Produktivitas 7,5 GKP/hektare itu berdasarkan hasil survei ubinan pada panen padi di wilayah Rangkasbitung, Lebak Gedong, Cibadak dan Cimarga," kata Kepala Bidang Produksi Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Iman Nurzaman di Lebak, Senin.

Keberhasilan produktivitas padi tersebut tentu menguntungkan petani, sehingga menopang pendapatan ekonomi,  juga mendukung program swasembada pangan.

Keuntungan hasil panen tersebut jika harga gabah di pasaran Rp5.500/Kg dikalkulasikan dengan 7,5 ton/hektare maka pendapatan petani sekitar Rp40 juta/hektare.

Pendapatan sebesar itu, kata dia, dipastikan memadai dengan waktu selama tiga bulan.

Sedangkan, kata dia, biaya produksi untuk pengelolaan usaha pertanian pangan sekitar Rp8 juta/hektare.

"Saya kira pendapatan bersih petani setelah dipotong biaya produksi mencapai keuntungan sekitar Rp32 juta/hektare," katanya menjelaskan.

Menurut dia, selama ini, usaha petani sektor pertanian pangan di Kabupaten Lebak menjadikan andalan ekonomi juga menyumbangkan ketahanan pangan nasional.

Bahkan, produksi beras memberikan kontribusi pangan nasional sekitar 40 persen dipasok ke Jakarta, Tangerang, Bogor, Sukabumi dan Lampung.

Pemerintah daerah mendorong petani dapat meningkatkan produksi dan produktivitas pangan melalui penerapan rekayasa teknologi, di antaranya menggunakan benih bersertifikat juga terpenuhi ketersedian pasokan air.

"Kami memberikan apresiasi produktivitas padi hingga 7,5 ton GKP/hektare hasil survei ubinan panen dari bantuan benih pemerintah itu," ujarnya.

Ketua Kelompok Tani Sukabunga Desa Tambakbaya Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Ruhyana mengatakan pihaknya terus meningkatkan produksi dan produktivitas pangan dengan mengoptimalkan penerapan teknologi melalui penggunaan benih unggul.

Sebab, benih unggul itu memiliki daya tahan terhadap serangan hama maupun penyakit tanaman.

Selain itu juga penggunaan pupuk yang berimbang antara pupuk organik dan pupuk kimia.

Karena itu, produktivitas padi di sini rata-rata di atas 7,5 ton GKP/hektare dan bisa memasok beras sekitar 30 ton/bulan ke pasaran.

"Semua anggota petani di sini bisa menghasilkan rata-rata Rp30 juta/musim panen dengan waktu selama empat bulan," katanya menjelaskan.
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019