Kerugian yang dialami ratusan pedagang di Pasar Ngunut, Tulunagung yang terbakar dipastikan membengkak akibat tak bisa berjualan lagi sampai pasar sementara untuk relokasi selesai disiapkan.

"Banyak pedagang pasar yang terdampak kebakaran gak bisa berjualan sampai sekarang," kata Dwi, tokoh pemuda di Kecamatan Ngunut menuturkan, Jumat.

Pantauan di lapangan, hanya beberapa dari pedagang korban kebakaran yang nekat berjualan. Itupun dengan sarana darurat di luar pasar sisi timur dengan memanfaarkan sisa badan jalan jalur alternatif lingkar pusat Kota Ngunut.

Sementara mayoritas pedagang lainnya tak terlihat beraktivitas, kecuali pedagang sayuran di blok hangar pasar Ngunut sisi barat yang kini bisa masuk ke dalam lagi setelah diberi akses oleh petugas pasca-olah TKP kebakaran.

"Kalau dulu pedagang omzet per hari bisa di atas Rp500 ribu hingga Rp1 juta per hari, kini bisa jualan Rp100 ribu hingga Rp200 ribu saja. Itu juga hanya beberapa yang jualan lagi dengan memanfaatkan stok dagangan yang tersisa atau kemarin bisa diselamatkan," katanya.

Padahal, diperkirakan relokasi pedagang ke pasar baru di eks-Pasar Hewan Ngunut baru bisa direalisasikan sebulan lagi.

Selama sebulan tidak jualan itu membuat potensi kerugian mereka secara tidak langsung terus bertambah.

Jika dulu sebelum terbakar sehari estimasi perputaran uang dari hasil berbagai transaksi mencapai Rp50 juta saja (dari total pedagang yang terdampak antara 522-800 pedagang) kerugian tidak langsung yang mereka alami hingga relokasi yang akan dilakukan medio Desember mencapai sekitar Rp1,5 miliar.

Itu dengan asumsi minimal per pedagang omzet jualan kisaran Rp100 ribu saja. Jika omzet rata-rata lebih tinggi, misal Rp200 ribu per hari maka kerigian bisa berlipat empat kali atau bahkan lebih.

"Semoga segera ada solusi dari pemerintah (daerah)," ujar Solikah, pedagang korban kebakaran Pasar Ngunut yang terpantau berjualan si emperan bekaa toko pasar yang ikut terbakar. 

 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019