Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Jawa Tengah, menginformasikan bahwa pada saat ini masih ada desa di wilayah setempat yang mengalami kekeringan dan krisis air bersih.

"Meskipun curah hujan sudah mulai meningkat namun masih ada desa yang mengalami kekeringan dan krisis air bersih sehingga kami masih terus mengintensifkan distribusi air ke wilayah yang membutuhkan," kata Kepala Pelaksana BPPD Banjarnegara Arief Rachman di Banjarnegara, Selasa.

Dia mengatakan, sebagian besar desa yang mengalami kekeringan berlokasi di bagian Selatan dan Barat Kabupaten Banjarnegara.

Sementara itu, dia juga menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten Banjarnegara sebelumnya pernah menetapkan status darurat bencana kekeringan namun telah berakhir pada 7 November 2019 lalu.

"Status darurat bencana kekeringan telah berakhir dan tidak ada status darurat kekeringan lanjutan, pasalnya curah hujan sudah mulai meningkat," katanya.

Kendati demikian, kata dia, proses distribusi air bersih akan tetap dilakukan hingga akhir bulan November 2019.

"Distribusi air bersih akan terus dilakukan hingga akhir bulan ini kami berharap peningkatan curah hujan akan terus berdampak signifikan pada kejadian kekeringan di Banjarnegara," katanya.

Ia berharap pada akhir bulan kondisi hujan sudah merata ke semua wilayah dan sumber-sumber air sudah mulai mengeluarkan airnya.

Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhi mengatakan pada saat ini Kabupaten Banjarnegara dan kabupaten lain di sekitarnya tengah memasuki awal musim hujan.

BMKG juga memprakirakan bahwa puncak musim hujan di Banjarnegara akan berlangsung pada bulan Januari 2020 mendatang.

"Puncak musim hujan diprakirakan berlangsung pada bulan Januari untuk itu masyarakat diminta mewaspadai cuaca ekstrem mendekati puncak musim hujan nantinya," katanya.
 

Pewarta: Wuryanti Puspitasari

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019