Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, Banten, mendorong Kabupaten Lebak menjadi sentra batik sehingga menyumbangkan pendapatan bagi masyarakat di daerah itu.

"Kami berharap ke depan Lebak sebagai sentra kerajinan batik," kata Kepala Disperindag Kabupaten Lebak Dede Rahmat saat membuka kegiatan pelatihan batik pewarna alami di Lebak, Minggu.

Selama ini, perajin batik di Kabupaten Lebak tumbuh dan berkembang karena permintaan pasar cenderung meningkat.

Pemerintah daerah terus meningkatkan mutu dan kualitas melalui pelatihan-pelatihan agar menembus pasar domestik hingga mancanegara.

Saat ini, pihaknya menyelenggarakan pelatihan batik pewarna alami yang mempergunakan dedaunan agar memberikan nilai jual tinggi.

Selama ini, pewarna batik di Kabupaten Lebak menggunakan pewarna kimia,sehingga tidak memberikan nilai jual tinggi di pasaran.

Karena itu, melalui pelatihan pewarna batik alami dapat meningkatkan pendapatan bagi pelaku perajin batik.

Sebab, harga batik pewarna alami bisa menjual antara Rp250 ribu sampai Rp1 juta/potong,sedangkan batik pewarna kimia Rp140 ribu sampai Rp200 ribu per potong.

"Kami memberikan pelatihan pewarna batik alami sebanyak 50 peserta perajin agar bisa meningkatkan kualitas dan mutu batik Lebak di pasaran," katanya.

Menurut dia, pelatihan pewarna batik alami itu kali pertama untuk memberikan pengetahuan kepada pelaku perajin batik.

Selama ini, produksi batik Lebak sudah terkenal di wilayah Provinsi Banten juga daerah lain.

Pemerintah daerah terus mempromosikan batik tersebut baik di dalam negeri dan mancanegara.

Sebab, produk batik itu merupakan kekayaan bangsa Indonesia dan hampir semua daerah memiliki batik khas.

"Kita memiliki 12 motif batik dan memiliki khas dengan budaya masyarakat Badui," katanya.

Sementara itu, Umsaroh, pelaku UKM batik Lebak Chanting Pradana mengaku dirinya kini mengembangkan batik pewarna alami karena memiliki nilai jual tinggi dan menguntungkan.

Pihaknya merasa kewalahan melayani pesanan batik pewarna alami dengan bahan baku sutra bisa dijual antara Rp500 ribu sampai Rp1 juta/potong.

"Kami saat ini bisa menghasilkan omzet penjualan batik rata-rata Rp100 juta hingga Rp120 juta per bulan," katanya.

 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019