Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten terus melakukan pembangunan sarana gedung sekolah secara bertahap terkait keterbatasan anggaran dari pemerintah.

"Kita tahun ini merealisasikan pembangunan sarana sekolah jenjang SD dan SMP di atas Rp100 miliar lebih melalui APBD dan APBN," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dsidikbud) Kabupaten Lebak Wawan Rustandi  di Lebak, Selasa.

Kekurangan dana tersebut,tentu banyak sekolah mengalami kekurangan kelas,termasuk SDN 2 Pasir Kupa Kecamatan Kalanganyar mengikuti proses kegiatan belajar mengajar (KBM) menumpang di Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA).

Pemerintah daerah tetap melaksanakan pembangunan sarana sekolah itu dilakukan secara bertahap, karena jumlah rombongan belajar (rombel) diperlukan sebanyak 5.577 kelas,sedangkan keadaan kelas yang ada sebanyak 4.986 unit.

Dengan demikian, kata dia, kekurangan kelas itu sebanyak 5.901 unit yang harus dibangun untuk memenuhi jumlah ruang belajar.

"Kami tahun ke tahun terus mengalokasikan dana pembangunan sarana sekolah, namun tetap skala prioritas," ujarnya menjelaskan.

Menurut dia, kekurangan kelas tersebut tentu berdampak terhadap mutu dan kualitas pendidikan,terlebih mereka siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) menumpang di tempat lain.

Selain itu juga kekurangan mebeler juga menjadikan anak-anak belajar kurang merasa nyaman.

Karena itu, pihaknya menargetkan ke depan semua sarana gedung sekolah juga ruangan kelas memadai sehingga KBM berjalan maksimal.

"Kami minta pengelola sekolah tetap mengajukan permohonan pembangunan agar terakomodasi melalui anggaran yang ada itu," katanya.

Euis dan Tati, guru SDN 2 Pasir Kupa Kabupaten Lebak mengatakan dirinya sejak Juli 2019 hingga kini mengikuti KBM menumpang di MDA yang lokasinya berdekatan dengan tempat kerjanya itu.

Bahkan, proses KBM terpaksa belajar di lantai karena terbatasnya mebeler yang ada di MDA tersebut.

Jumlah siswa di sini cukup banyak hingga di atas 300 siswa dengan enam kelas.

Sebetulnya, pihak sekolah sudah melaporkan dan mengajukan pembangunan penambahan ruangan kelas ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat.

Namun, pengajuan penambahan pembangunan itu belum ada realisasi,sehingga terpaksa anak belajar dalam kondisi duduk di lantai.

"Beruntung, kami diberikan tempat oleh pengelola MDA untuk menempati sementara agar proses KBM berjalan lancar," katanya.

Pewarta: Mansyur suryana

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019