Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak, Banten,menyiapkan sebanyak 15 ton benih infari 32 untuk percepatan tanam November-Desember 2019.

"Semua benih unggul infari 32 hasil pengembangan Balai Benih Induk (BBI) Bojongleles dan dijual ke pasar guna mencapai target retribusi di atas Rp200 juta untuk pendapatan asli daerah (PAD)," kata Kepala Unit Pelaksana Tekni Daerah (UPTD) BBI Bojongleles Kabupaten Lebak, Romli Setiawan di Lebak, Selasa.

Persiapan benih unggul bersertifikat sebanyak 15 ton dipastikan mencukupi untuk kebutuhan tanam November-Desember 2019.

Benih varietas infari 32 itu hasil pengembangan di lahan seluas lima hektare dan bisa memenuhi permintaan petani untuk percepatan tanam serentak.

Diperkirakan musim tanam serentak dilaksanakan November-Desember, karena memasuki musim hujan.

Penggunaan benih infari 32 bisa memasuki panen dengan usia cukup pendek, yakni antara 105 dan 110 hari,sehingga mampu menggenjot produksi pangan.

Produktivitas benih infari 32 bisa mencapai 8 ton/gabah kering pungut (GKP)/hektare,sehingga dapat menyumbangkan ketahanan pangan nasional.

Keunggulan benih bersertifikat itu, katanya, tahan terhadap serangan hama maupun penyakit organisme penganggu tanaman (OPT) dan menghasilkan produksi cukup tinggi.

Selain juga rasanya nasi pulen, beraroma serta harga di pasaran cukup bagus karena masuk kategori beras premium.

Bahkan, permintaan produksi beras dari infari 32 cenderung meningkat di pasaran, sehingga menguntungkan pendapatan petani.

Pengembangan benih infari 32 sangat cocok dikembangkan pada dataran rendah.

"Kami menargetkan angka tanam November-Desember menggunakan benih hasil pengembangan BBI Bojongleles itu," katanya menjelaskan.

Menurut dia, pengembangan padi benih unggul bersertifikat itu hasil penerapan rekayasa teknologi dari Kementerian Pertanian guna mendukung swasembada pangan nasional.

Penggunaan benih infari 32 itu untuk mengganti benih lokal yang produktivitasnya masih rendah dan kualitasnya kurang bagus.

Lebih parahnya lagi, kata dia, penanaman benih padi lokal kerapkali terserang hama maupun penyakit organisme penganggu tanaman (OPT).

Untuk itu, pihaknya meminta semua petani di Lebak menggunakan benih unggul bersertifikat agar mereka beroleh keuntungan yang lebih baik.

"Kami berharap November-Desember memasuki musim hujan dan petani menggunakan benih infari 32 itu," katanya.

Ketua Kelompok Tani Sukabungah Desa Tambakbaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Ruhyana, mengaku pada musim tanam November-Desember, dirinya mencoba mengembangkan varietas benih Infari 32 karena produktivitasnya cukup tinggi, yakni sekitar 8 ton GKP/hektare.

"Kami berharap produktivitas benih infari 32 dapat menguntungkan pendapatan ekonomi petani," katanya.
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019