Sejumlah tokoh Banten berharap Bank Banten yang selama ini merupakan bank konvensional, agar dikonversi menjadi bank syariah agar terhindar dari riba dan sesuai dengan kondisi masyarakat Banten yang religius.
"Saya sepakat dengan beberapa pendapat agar Bank Banten ini dikonversi saja menjadi bank syariah. Dengan dikonversinya ke bank syariah maka bisa menyelamatkan umat, karena jelas riba itu haram. itu sudah fatwa MUI," kata Tokoh Masyarakat Banten H Embay Mulya Syarif dalam Focus Grup Diskusi 'Bank Banten, Bank Kebanggaan Masyarakat Banten' di Serang, Selasa.
Menurut Embay, dengan dikonversinya bank Banten menjadi bank syariah bisa memberikan profit bagi pemerintah daerah, kemudian tumbuh berkembang dan usahanya memberikan keberkahan bagi masyarakat Banten.
"Memang butuh proses yang harus ditempuh, tapi paling tidak harus sudah ada niat agar terhindar dari riba dan barokan bisa tercapainya dengan hukum Allah," kata Embay yang juga salah seorang tokoh pendiri Provinsi Banten.
Tokoh Banten lainnya yang juga praktisi perbankan Rizqullah mengatakan, hasil laporan keuangan Banten Banten selama ini yang ia amati dalam tiga tahun terakhir bank Banten kinerjanya tidak membaik malah memburuk. Hal itu bisa terlihat dari laporan keuangan Bank Banten yang selalu merugi puluhan miliar setiap tahun sejak 2017 hingga 2019, disamping kurangnya modal untuk pengembangan bank Banten tersebut.
"Selama ini bank Banten kekurangan modal, karena kalau bank konvensional itu modalnya harus Rp3 triliun. Maka solusinya bisa jadi bank syariah karena cukup dengan modal Rp1 trilun," kata dia.
Selain itu, kata Rizqullah, untuk menyehatkan Bank Banten agar tidak merugi harus melakukan pembenahan menyeluruh secara manajemen karena jika merugi terus akan menggerus modal dari Pemprov Banten. Kemudian Bank Banten juga harus mendorong kabupaten/kota masuk atau kerjasama dengan Bank banten, bukan hanya kepemilikan tapi untuk pengembangannya.
"Memang dulu awalnya saat pembentukan tidak melibatkan kabupaten/kota, sehingga sekarang sulit ketika ingin mengajak kabupaten/kota. Kecuali pemkot dan pemkab di Banten harus berkorban jangan ngotot pengen deviden sesuai dengan yang diterima saat ini dari bank lain yang kerjasama dengan pemda. Selanjutnya bank Banten perlu efisiensi dari biaya biaya operasional dan lainnya," kata mantan Dewan Komisari BNI Syariah yang juga tokoh masyarkat Banten dalam FGD yang digelar ICMI Banten.
Rizqullah mencontohkan beberapa bank syariah yang maju pesat dalam bisnisnya dibandingkan dengan bank konvensional, termasuk beberapa bank pembangunan daerah (BPD) yang dikonversi dari bank konvensional ke bank syariah seperti BPD Aceh dan NTB.
"Apalagi di Banten ini sesuai dengan kultur masyarakatnya yang religius. Sehingga tepat jika bank banten ini menjadi bank syariah," katanya.
Sementara Ketua Ketua Komisi III DPRD Banten Gembong R Sumedi mengatakan, pada prinsipnya ia setuju dengan beberapa harapan dan usulan tokoh masyarakat Banten yang mengharapkan agar bank Banten dikonversi dari bank konvensional ke bank syariah. Namun demikian, dalam tahap awal ini pihaknya bersama Pemerintah Provinsi Banten akan berupaya untuk menyehatkan Bank Banten terlebih dahulu.
"Pada prinsipnya kita setuju saja atas usulan-usulan itu, tapi saat ini kita ingin menyehatkan terlebih dahulu bank Banten. Nanti jika Bank Banten sudah sehat opsi-opsi itu akan kita perdalam lagi," kata Gembong R Sumedi.
Ia mengatakan, jangka pendek saat ini DPRD Banten akan melakukan revisi peraturan daerah tentang pembentukan bank Banten, karena dalam perda tersebut Bank Banten berada di bawah perusahaan daerah PT Banten Global Development (BGD) yang merupakan perusahaan induk bank Banten.
"Jangka pendek ini kita ingin revisi perda Bank Banten agar terpisah dari PT BGD," kata politisi PKS tersebut.
Focus Grup Diskusi 'Bank Banten, Bank Kebanggaan Masyarakat Banten yang digelar ICMI Banten di Kantor Kabar Banten, menghadirkan sejumlah tokoh masyarakat Banten diantaranya Tb Najib, H Embay Mulya Syarief, Khatib Mansyur, Direktur Bisnis dan Operasional Bank Banten Jaja Jarkasi, praktisi perbank-kan Rizqullah yang juga tokoh masyarakat Banten, Ketua Komisi III DPRD Banten Gembong R Sumedi, Kepala Biro Administrasi Pembangunan Pemprov Banten Mahdani, akademisi Untirta serta dihadiri ketua ICMI Banten yang juga peneliti LIPI Prof Dr Lili Romli.
"Kami peduli Bank Banten sehingga dibicarakan di kegiatan ini apa masalah Bank Banten. Akar persoalan Bank Banten harus diselesaikan agar tidak terjadi kesimpangsiuran di masyarakat mengenai Bank Banten," kata Lili Romli.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Saya sepakat dengan beberapa pendapat agar Bank Banten ini dikonversi saja menjadi bank syariah. Dengan dikonversinya ke bank syariah maka bisa menyelamatkan umat, karena jelas riba itu haram. itu sudah fatwa MUI," kata Tokoh Masyarakat Banten H Embay Mulya Syarif dalam Focus Grup Diskusi 'Bank Banten, Bank Kebanggaan Masyarakat Banten' di Serang, Selasa.
Menurut Embay, dengan dikonversinya bank Banten menjadi bank syariah bisa memberikan profit bagi pemerintah daerah, kemudian tumbuh berkembang dan usahanya memberikan keberkahan bagi masyarakat Banten.
"Memang butuh proses yang harus ditempuh, tapi paling tidak harus sudah ada niat agar terhindar dari riba dan barokan bisa tercapainya dengan hukum Allah," kata Embay yang juga salah seorang tokoh pendiri Provinsi Banten.
Tokoh Banten lainnya yang juga praktisi perbankan Rizqullah mengatakan, hasil laporan keuangan Banten Banten selama ini yang ia amati dalam tiga tahun terakhir bank Banten kinerjanya tidak membaik malah memburuk. Hal itu bisa terlihat dari laporan keuangan Bank Banten yang selalu merugi puluhan miliar setiap tahun sejak 2017 hingga 2019, disamping kurangnya modal untuk pengembangan bank Banten tersebut.
"Selama ini bank Banten kekurangan modal, karena kalau bank konvensional itu modalnya harus Rp3 triliun. Maka solusinya bisa jadi bank syariah karena cukup dengan modal Rp1 trilun," kata dia.
Selain itu, kata Rizqullah, untuk menyehatkan Bank Banten agar tidak merugi harus melakukan pembenahan menyeluruh secara manajemen karena jika merugi terus akan menggerus modal dari Pemprov Banten. Kemudian Bank Banten juga harus mendorong kabupaten/kota masuk atau kerjasama dengan Bank banten, bukan hanya kepemilikan tapi untuk pengembangannya.
"Memang dulu awalnya saat pembentukan tidak melibatkan kabupaten/kota, sehingga sekarang sulit ketika ingin mengajak kabupaten/kota. Kecuali pemkot dan pemkab di Banten harus berkorban jangan ngotot pengen deviden sesuai dengan yang diterima saat ini dari bank lain yang kerjasama dengan pemda. Selanjutnya bank Banten perlu efisiensi dari biaya biaya operasional dan lainnya," kata mantan Dewan Komisari BNI Syariah yang juga tokoh masyarkat Banten dalam FGD yang digelar ICMI Banten.
Rizqullah mencontohkan beberapa bank syariah yang maju pesat dalam bisnisnya dibandingkan dengan bank konvensional, termasuk beberapa bank pembangunan daerah (BPD) yang dikonversi dari bank konvensional ke bank syariah seperti BPD Aceh dan NTB.
"Apalagi di Banten ini sesuai dengan kultur masyarakatnya yang religius. Sehingga tepat jika bank banten ini menjadi bank syariah," katanya.
Sementara Ketua Ketua Komisi III DPRD Banten Gembong R Sumedi mengatakan, pada prinsipnya ia setuju dengan beberapa harapan dan usulan tokoh masyarakat Banten yang mengharapkan agar bank Banten dikonversi dari bank konvensional ke bank syariah. Namun demikian, dalam tahap awal ini pihaknya bersama Pemerintah Provinsi Banten akan berupaya untuk menyehatkan Bank Banten terlebih dahulu.
"Pada prinsipnya kita setuju saja atas usulan-usulan itu, tapi saat ini kita ingin menyehatkan terlebih dahulu bank Banten. Nanti jika Bank Banten sudah sehat opsi-opsi itu akan kita perdalam lagi," kata Gembong R Sumedi.
Ia mengatakan, jangka pendek saat ini DPRD Banten akan melakukan revisi peraturan daerah tentang pembentukan bank Banten, karena dalam perda tersebut Bank Banten berada di bawah perusahaan daerah PT Banten Global Development (BGD) yang merupakan perusahaan induk bank Banten.
"Jangka pendek ini kita ingin revisi perda Bank Banten agar terpisah dari PT BGD," kata politisi PKS tersebut.
Focus Grup Diskusi 'Bank Banten, Bank Kebanggaan Masyarakat Banten yang digelar ICMI Banten di Kantor Kabar Banten, menghadirkan sejumlah tokoh masyarakat Banten diantaranya Tb Najib, H Embay Mulya Syarief, Khatib Mansyur, Direktur Bisnis dan Operasional Bank Banten Jaja Jarkasi, praktisi perbank-kan Rizqullah yang juga tokoh masyarakat Banten, Ketua Komisi III DPRD Banten Gembong R Sumedi, Kepala Biro Administrasi Pembangunan Pemprov Banten Mahdani, akademisi Untirta serta dihadiri ketua ICMI Banten yang juga peneliti LIPI Prof Dr Lili Romli.
"Kami peduli Bank Banten sehingga dibicarakan di kegiatan ini apa masalah Bank Banten. Akar persoalan Bank Banten harus diselesaikan agar tidak terjadi kesimpangsiuran di masyarakat mengenai Bank Banten," kata Lili Romli.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019