Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, sejak sebulan terakhir menyalurkan bantuan pasokan air bersih ke lima kecamatan yang dilanda krisis air bersih akibat kemarau panjang.

"Kita sampai hari ini mendistribusikan air bersih mencapai 140.000 liter di lima kecamatan itu," kata Kepala Seksi Rekontruksi BPBD Kabupaten Lebak Bernardi di Lebak, Jumat.

Masyarakat yang mengalami krisis air bersih tersebar di lima kecamatan antara lain Kecamatan Bojongmanik, Maja, Sajira, Warunggunung dan Leuwidamar.

Mereka masyarakat yang mendapatkan pasokan air bersih tersebut sebelumnya mengajukan permohonan dan permintaan ke BPBD, namun diketahui oleh kepala desa dan camat.

Sebab, permohonan dan permintaan air bersih menggunakan dana pemerintah daerah.

"Kami menyalurkan bantuan pasokan air bersih jika masyarakat mengajukan dengan prosedur yang benar karena menggunakan dana rakyat yang harus dipertanggungjawabkan," katanya.

Menurut dia, masyarakat yang menerima pasokan air bersih untuk keperluan mandi, cuci dan kakus (MCK).

Selama ini, masyarakat yang dilanda krisis air bersih terpaksa membuat lubang di sekitar aliran sungai, areal persawahan, kolam hingga sumber mata air.

Sebab, pasokan air bersih dari sumur bawah tanah juga jetpump mengering akibat kemarau panjang itu.

Bahkan, kesulitan air bersih itu sudah berlangsung selama dua bulan terakhir.

Pendistribusian air bersih itu bekerja sama dengan PDAM setempat agar masyarakat tidak kesulitan untuk mendapat air bersih untuk keperluan MCK.

Pihaknya mendistribusikan air bersih ke desa-desa yang mengalami krisis air bersih dengan mengerahkan tiga kendaraan tangki dengan kapasitas 6.000 liter/tangki.

"Kami minta warga yang mengalami krisis air bersih maka segera mengajukan permintaan air bersih," kata Bernardi.

Sejumlah warga Desa Mekarsari, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, mengaku bahwa masyarakat di sini sangat lega dan senang mendapat bantuan pasokan air bersih dari BPBD setempat sehingga mencukupi kebutuhan MCK selama tiga hari ke depan.

"Kami sejak dua pekan terakhir mencari air untuk keperluan MCK dari Sungai Ciberang, karena sumur bawah tanah mengering akibat kemarau itu," kata Ujang, warga setempat.
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019