Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang menggelar lomba cipta menu beragam bergizi seimbang dan aman (LCM B2SA) berbasis pangan lokal guna mendukung percepatan penganekaragaman konsumi pangann di daerah itu.
"LCM B2SA ini juga sebagai salah satu upaya untuk mengangkat potensi pangan lokal yang ada di Pandeglang supaya memiliki nilai tambah dan bergerak ke arah komersial, serta terciptanya menu-menu kreatif pangan lokal dari masing-masing kecamatan sesuai dengan potensi kearifan lokal yang berkembang," kata Kabid Konsumi dan Penganekaragaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan Pandeglang Tanti Yulianti pada acara LCM B2SA di Pandeglang, Kamis.
Pada Kegiatan diikuti sebanyak 120 orang dari organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, TP PKK Kabupaten, TP PKK Kecamatan, dan pelaku usaha pangan lokal, diangkat kriteria lomba display paket lengkap makan siang, dan display produk olahan pangan lokal komersial berupa kudapan atau snack yang memiliki nilai komersial.
Baca juga: Dishub Pandeglang awasi pemberlakuan tiket bus Labuan-Kalideres
Baca juga: Wabup Pandeglang sidak ULP, pastikan lelang berjalan optimal
Menurut dia, saat ini kondisi pola konsumsi pangan di masyarakat terutama untuk bahan pokok penghasil energi atau karbohidrat masih di dominasi oleh nasi atau mie yang terbuat dari bahan terigu.
“Apabila dibiarkan secara terus menerus tentu akan berdampak kurang baik terhadap kesehatan, apalagi jika asupan gizi yang tidak seimbang. Padahal beras dan terigu ini sangat banyak penggantinya dan ini tersedia di Pandeglang, seperti umbi-umbian, singkong, sukun, irut, gayong, kumbili, gadung, jagung dan lain-lain," ujarnya.
Maraknya makanan cepat saji dan modern menurunkan minat generasi sekarang terhadap makanan lokal yang menyehatkan, bahkan kadang-kadang masyarakat kita terutama anak-anak jika di sajikan makanan berbahan pangan lokal tidak sedikit dari mereka menyebutnya dengan makanan kuno.
"Kami berupaya dari berbagai pihak untuk selalu mendukung gebyarnya promosi konsumsi B2SA berbasis pangan lokal kepada masyarakat, dengan potensi yang sangat besar ini kita harus terlebih dahulu meningkatkan pangan lokal kita dengan wilayah lain," ujarnya.
Sekretaris Daerah Pandeglang Pery Hasanudin mengatakan, salah satu bentuk pembangunan pangan berkelanjutan adalah melalui diversifikasi pangan,
“Diversifikasi pangan adalah upaya membudayakan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman. Untuk mendukung hidup sehat, aktif, dan produktif. Saya harap melalui diversifikasi pangan, ketergantungan masyarakat terhadap pangan pokok berupa beras bisa ditekan, serta dapat meningkatkan pemanfaatan potensi lokal baik berupa potensi tanaman lokal maupun sumberdaya manusia," katanya.
Baca juga: Sekda Pandeglang: Jangan sampai masyarakat kekurangan kebutuhan pokok
Baca juga: IPDMIP diharapkan dorong kemandirian pangan Pandeglang
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"LCM B2SA ini juga sebagai salah satu upaya untuk mengangkat potensi pangan lokal yang ada di Pandeglang supaya memiliki nilai tambah dan bergerak ke arah komersial, serta terciptanya menu-menu kreatif pangan lokal dari masing-masing kecamatan sesuai dengan potensi kearifan lokal yang berkembang," kata Kabid Konsumi dan Penganekaragaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan Pandeglang Tanti Yulianti pada acara LCM B2SA di Pandeglang, Kamis.
Pada Kegiatan diikuti sebanyak 120 orang dari organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, TP PKK Kabupaten, TP PKK Kecamatan, dan pelaku usaha pangan lokal, diangkat kriteria lomba display paket lengkap makan siang, dan display produk olahan pangan lokal komersial berupa kudapan atau snack yang memiliki nilai komersial.
Baca juga: Dishub Pandeglang awasi pemberlakuan tiket bus Labuan-Kalideres
Baca juga: Wabup Pandeglang sidak ULP, pastikan lelang berjalan optimal
Menurut dia, saat ini kondisi pola konsumsi pangan di masyarakat terutama untuk bahan pokok penghasil energi atau karbohidrat masih di dominasi oleh nasi atau mie yang terbuat dari bahan terigu.
“Apabila dibiarkan secara terus menerus tentu akan berdampak kurang baik terhadap kesehatan, apalagi jika asupan gizi yang tidak seimbang. Padahal beras dan terigu ini sangat banyak penggantinya dan ini tersedia di Pandeglang, seperti umbi-umbian, singkong, sukun, irut, gayong, kumbili, gadung, jagung dan lain-lain," ujarnya.
Maraknya makanan cepat saji dan modern menurunkan minat generasi sekarang terhadap makanan lokal yang menyehatkan, bahkan kadang-kadang masyarakat kita terutama anak-anak jika di sajikan makanan berbahan pangan lokal tidak sedikit dari mereka menyebutnya dengan makanan kuno.
"Kami berupaya dari berbagai pihak untuk selalu mendukung gebyarnya promosi konsumsi B2SA berbasis pangan lokal kepada masyarakat, dengan potensi yang sangat besar ini kita harus terlebih dahulu meningkatkan pangan lokal kita dengan wilayah lain," ujarnya.
Sekretaris Daerah Pandeglang Pery Hasanudin mengatakan, salah satu bentuk pembangunan pangan berkelanjutan adalah melalui diversifikasi pangan,
“Diversifikasi pangan adalah upaya membudayakan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman. Untuk mendukung hidup sehat, aktif, dan produktif. Saya harap melalui diversifikasi pangan, ketergantungan masyarakat terhadap pangan pokok berupa beras bisa ditekan, serta dapat meningkatkan pemanfaatan potensi lokal baik berupa potensi tanaman lokal maupun sumberdaya manusia," katanya.
Baca juga: Sekda Pandeglang: Jangan sampai masyarakat kekurangan kebutuhan pokok
Baca juga: IPDMIP diharapkan dorong kemandirian pangan Pandeglang
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019