Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Banten mengumpulkan puluhan pelaku ekonomi kreatif dan usaha kuliner di kawasan destinasi wisata untuk diberikan pelatihan dalam upaya peningkatan sumber daya manusia pelaku usaha tersebut.

"Di era digital dan milenial ini para pengusaha lokal harus juga familiar dengan teknologi. Apalagi saat ini dunia usaha tidak bisa dilepaskan dari teknologi agar bisa dikenal masyarakat luas dalam melakukan promosi makanan khas Banten, khususnya bagi pengembangan usaha masyarakat di sekitar kawasan," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten Eneng Nurcahyati di Serang, Selasa.

Ia mengatakan hal itu pada kegiatan peningkatan kompetisi SDM bidang ekonomi kreatif dengan tema "Melalui pelatihan ekonomi kreatif kita tingkatkan kualitas kuliner lokal di Provinsi Banten" di Aula Dinas Pariwisata Banten.

Ia menjelaskan bahwa melalui kegiatan tersebut para pelaku ekonomi kreatif dan usaha kuliner yang dilaksanakan masyarakat di sekitar destinasi wisata, sedikitnya mengetahui secara teknis dalam bidang pelayanan, higienitas, kemasan, serta jaminan produk makanan yang halal dan baik yang disajikan atau dijual kepada wisatawan.

Baca juga: PHRI Banten sebut wisata Anyer dan Carita mulai pulih

Baca juga: Gubernur: Progres fisik proyek strategis nasional di Banten capai 60 persen

"Jangan sampai ada kesan destinasi wisatanya kumuh, makanan juga tidak sehat karena pedagangnya tidak mengetahui cara penyajian dan pembuatan produk yang baik dan sehat," kata Eneng Nurcahyati.

Oleh karena itu, kata dia, pengelola kuliner di lokasi wisata harus lebih peduli terhadap lingkungan guna mencegah anggapan destinasi wisata di Provinsi Banten masih kumuh dan kotor.

"Masih ada kesan kumuh pariwisata di Banten. Karena diakui pengelola kuliner di sejumlah lokasi destinasi wisata yang belum peduli terhadap lingkungannya," katanya.

Selain itu, kata Eneng, pengusaha kuliner dan ekonomi kreatif lainnya di sejumlah destinasi wisata juga harus lebih memperhatikan harga dari olahan yang mereka jual.

"Jangan sampai ada kesan harga makanan di lokasi wisata terkenal mahal. Padahal ini akan berdampak terhadap kunjungan wisatawan ke lokasi tersebut," katanya..

Melalui peningkatan kompetensi SDM pelaku ekonomi kreatif dan kuliner tersebut, pihaknya mendorong untuk memopulerkan makanan nasiona dengan mengenalkan makanan lokal ke wisatawan.

Ia mengatakan banyak masakan khas Banten yang belum dikenal dunia, seperti sate bandeng, rabeg, dan pecak bandeng.

"Mudah-mudahan melalui kegiatan ini akan memberikan motivasi dan pengetahuan bagi pelaku usaha kuliner di kawasan wisata, sehingga memberikan dampak terhadap peningkatan kunjungan dan kenyamanan wisatawan di Banten," katanya.

Kepala Bidang SDM Pariwisata Dispar Banten Linda Rohayati mengatakan kegiatan peningkatan kompetisi SDM bidang ekonomi kreatif tersebut diikuti 75 pelaku ekonomi kreatif dan kuliner dari kelompok masyarakat sadar wisata (pokdarwis) di sejumlah destinasi wisata di Banten.

Pemberi materi dalam kegiatan itu, di antaranya dari Badan Nasional Standarisasi Profesi (BNSP), Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia, Pusat Kajian Produk Halal (PKPH) Universitas Mathaul Anwar, akademisi Pariwisata dari Universitas Trisakti serta Dinas Pariwisata Provinsi Banten.

"Pesertanya perwakilan dari pelaku ekopnomi kreatif dan usaha kuliner yang tergabung dalam pokdarwis di sejumlah destinasi, seperti dari Pantai Sawarna, Tanara, Anyer, Carita, dan juga Banten Lama," kata Linda.

Salah seorang peserta pelatihan yang merupakan pelaku usaha kuliner asal Kota Serang, Ernawati, mengaku senang mendapatkan pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat dari pelatihan dan peningkatan kompetensi tersebut, sehingga nantinya bisa diterapkan dalam usaha kateringnya.

"Banyak ilmu yang sebelumnya saya tidak ketahui, misalnya dalam soal penyajian dan kemasan untuk makanan. Jadi kegiatan ini sangat bermanfaat bagi saya pelaku usaha kuliner," kata Erna. 

Baca juga: Sebagian besar perusahaan di Banten belum masuk forum CSR

Baca juga: Gubernur Banten ingatkan ASN agar jadi penguat NKRI
 

Pewarta: Mulyana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019