Perajin batik chanting Kabupaten Lebak, Banten, meramaikan pameran enkraf dan festival "Seba Baduy" yang berlangsung di Rangkasbitung selama lima hari (29 April-4 Mei) guna mempromosikan produk unggulan lokal.
"Kita sangat terbantu adanya promosi melalui pameran," kata Epon, seorang perajin batik chanting Lebak saat ditemui di gerai Festival "Seba Baduy", Senin.
Selama ini, produksi batik chanting Lebak cukup dikenal di masyarakat, namun kebanyakan para pembeli dari kalangan aparatur sipil negara (ASN), lantaran para ASN diwajibkan setiap hari Kamis dan Jumat menggunakan pakaian batik Lebak.
Karena itu, pihaknya berharap melalui pameran tersebut dapat diminati pembeli dari elemen masyarakat lainnya.
"Kami menilai batik chanting Lebak memiliki keunggulan dan berbeda dengan batik lainnya di Tanah Air, karena memiliki banyak warna dan motif," katanya menjelaskan.
Umsaroh (55), seorang perajin batik chanting pradana Lebak mengaku selama ini permintaan pasar cukup bagus dan konsumenya mulai dari kalangan PNS, BUMN, pelajar hingga model. Selain itu permintaan batik Lebak juga datang dari pasar Rusia dan Belanda.
Keunggulan batik Lebak, selain banyak motif warna, juga memiliki filosofi tersendiri sesuai potensi alam dan budaya masyarakat Baduy yang ada di Kabupaten Lebak.
Batik Lebak Chanting Pradana memproduksi sebanyak 12 motif dan memiliki filosofi berbeda-beda sesuai motif warna. Dari 12 motif batik Lebak itu antara lain Motif Seren Taun, Motif Sawarna, Motif Gula Sakojor, Motif Pare Sapocong, Motif Kahirupan Baduy, Motif Leuit Sijimat, Motif Rangkasbitung, Motif Caruluk Saruntuy, Motif Lebak Bertauhid, Motif Angklung Buhun, Motif Kalimaya dan Motif Sadulur.
"Kami yakin ke depan batik chanting Lebak menembus pasar nasional hingga mancanegara," katanya menjelaskan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, Dedi Rahmat mengatakan pihaknya mengembangkan batik Lebak guna mendorong pertumbuhan ekonomi daerah sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah daerah terus mengoptimalkan promosi-promosi melalui pameran,termasuk di luar negeri.
Saat ini, permintaan pasar domestik dan mancanegara belum terlayani dengan maksimal. Sedangkan, pelaku ndustri kecil dan menengah (IKM) produk batik lokal masih relatif terbatas.
Karena itu, pihaknya bekerja keras untuk menciptakan sentra-sentra usaha di masyarakat dengan memberikan pelatihan kerajinan batik Lebak.
Selain itu juga menyalurkan bantuan peralatan produksi agar motivasi masyarakat menggeluti usaha kerajinan semakin semangat. Bahkan, hasil produksi batik Lebak ditampung dan dibeli oleh pegawai ASN dan BUMN yang ada di Kabupaten Lebak.
"Kami mengembangkan batik lokal sejalan program Lebak sejahtera," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Kita sangat terbantu adanya promosi melalui pameran," kata Epon, seorang perajin batik chanting Lebak saat ditemui di gerai Festival "Seba Baduy", Senin.
Selama ini, produksi batik chanting Lebak cukup dikenal di masyarakat, namun kebanyakan para pembeli dari kalangan aparatur sipil negara (ASN), lantaran para ASN diwajibkan setiap hari Kamis dan Jumat menggunakan pakaian batik Lebak.
Karena itu, pihaknya berharap melalui pameran tersebut dapat diminati pembeli dari elemen masyarakat lainnya.
"Kami menilai batik chanting Lebak memiliki keunggulan dan berbeda dengan batik lainnya di Tanah Air, karena memiliki banyak warna dan motif," katanya menjelaskan.
Umsaroh (55), seorang perajin batik chanting pradana Lebak mengaku selama ini permintaan pasar cukup bagus dan konsumenya mulai dari kalangan PNS, BUMN, pelajar hingga model. Selain itu permintaan batik Lebak juga datang dari pasar Rusia dan Belanda.
Keunggulan batik Lebak, selain banyak motif warna, juga memiliki filosofi tersendiri sesuai potensi alam dan budaya masyarakat Baduy yang ada di Kabupaten Lebak.
Batik Lebak Chanting Pradana memproduksi sebanyak 12 motif dan memiliki filosofi berbeda-beda sesuai motif warna. Dari 12 motif batik Lebak itu antara lain Motif Seren Taun, Motif Sawarna, Motif Gula Sakojor, Motif Pare Sapocong, Motif Kahirupan Baduy, Motif Leuit Sijimat, Motif Rangkasbitung, Motif Caruluk Saruntuy, Motif Lebak Bertauhid, Motif Angklung Buhun, Motif Kalimaya dan Motif Sadulur.
"Kami yakin ke depan batik chanting Lebak menembus pasar nasional hingga mancanegara," katanya menjelaskan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, Dedi Rahmat mengatakan pihaknya mengembangkan batik Lebak guna mendorong pertumbuhan ekonomi daerah sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah daerah terus mengoptimalkan promosi-promosi melalui pameran,termasuk di luar negeri.
Saat ini, permintaan pasar domestik dan mancanegara belum terlayani dengan maksimal. Sedangkan, pelaku ndustri kecil dan menengah (IKM) produk batik lokal masih relatif terbatas.
Karena itu, pihaknya bekerja keras untuk menciptakan sentra-sentra usaha di masyarakat dengan memberikan pelatihan kerajinan batik Lebak.
Selain itu juga menyalurkan bantuan peralatan produksi agar motivasi masyarakat menggeluti usaha kerajinan semakin semangat. Bahkan, hasil produksi batik Lebak ditampung dan dibeli oleh pegawai ASN dan BUMN yang ada di Kabupaten Lebak.
"Kami mengembangkan batik lokal sejalan program Lebak sejahtera," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019