Lebak, (Antaranews Banten) - Produksi tangkapan ikan di pesisir selatan Kabupaten Lebak, Banten, menurun akibat dampak bencana tsunami di Perairan Selat Sunda.

"Menurunya tangkapan itu karena dua pekan lalu semua nelayan menganggur pasca tsunami," kata  Kepala Seksi Peningkatan Kapasitas Nelayan Kecil Dinas Perikanan Kabupaten Lebak Rizal Ardiansyah di Lebak, Rabu (9/1).

Bencana tsunami yang menerjang pesisir pantai Pandeglang tentu sangat berdampak terhadap produksi tangkapan.

Mereka nelayan merasa ketakutan melihat tsunami yang menimbulkan korban banyak hingga ratusan orang meninggal, luka-luka dan hilang.

Karena itu, nelayan di sini selama dua pekan tidak melaut  karena khawatir terjadi bencana alam.

"Kami memperkirakan menuurnya tangkapan nelayan sekitar 70 persen dari hari normal," katanya menjelaskan.

Menurut dia, nelayan pesisir selatan Lebak kebanyakan tangkapan jenis ikan antara lain ikan tuna, kakap, tongkol, belut laut, layur, cumi-cumi, kacang-kacang, bentong, kue dan hiu. Bahkan, ikan layur memiliki kualitas dan masuk pasar ekspor.

Namun, saat ini tangkapan belum maksimal karena cuaca tidak bersahabat, selain gelombang tinggi juga tiupan angin kencang.

"Saya kira menurunya tangkapan itu tentu mempengrahui pendapatan ekonomi nelayan," katanya.

Aming (50) seorang nelayan TPI Biuangeun Kabupaten Lebak mengatakan selama ini tangkapan ikan menurun akibat dampak tsunami Pandeglang.

Sebab, perairan Pandeglang cukup dekat dengan pesisir selatan Lebak, sehingga nelayan ketakutan.

Selain itu juga cuaca memburuk disertai angin kencang dan gelombang tinggi.

"Sebagian besar nelayan Lebak terpaksa menambatkan kapal di TPI Binuangeun," katanya. ***1***
 

Pewarta: Mansyur

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019