Pandeglang (Antaranews Banten) - Warga pengungsi korban tsunami di Labuan, Kabupaten Pandeglang mulai terserang penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan diare.
     
"Kami sudah dua hari terakhir ini mengalami batuk dan pilek serta sesak," kata Rohayah, seorang pengungsi di Pos Pengungsian Kementerian Sosial GOR Futsal Labuan, Pandeglang, Jumat.
     
Kemungkinan penyakit ISPA itu akibat minimnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga kondisi pengungsian tidak layak huni.
     
Mereka warga yang mengungsi jika tidur harus berbarengan,sehingga rawan penularan penyakit menular itu.
     
Selain itu juga terdapat pengungsi yang mengalami gangguan pencernaan,sehingga mengalami diare dan sakit perut.
     
"Kami dan dua anaknya mengalami batuk-batuk dan pilek juga terkadang diare," katanya menjelaskan.
     
Abdurohman, seorang warga pengungsian di Posko Induk Kementerian Sosial mengatakan dirinya bersama keluarga sudah dua hari terakhir terserang penyakit ISPA.
     
Selain itu juga terdapat warga mengalami gatal-gatal.
     
Penyebaran penyakit menular itu diduga tinggal di pengungsian yang tidak layak.
     
Apalagi, makan dan tidur berbarengan sehingga virus mudah menyebarkan penularan.
     
"Kami bingung jika kembali ke rumah takut terjadi bencana susulan, sedangkan tinggal di pengungsian tidak layak" katanya. 
     
Sementara itu, Heni, seorang relawan mengaku bahwa tempat pengungsian korban tsunami tidak layak juga kondisinya kotor.
     
Selain itu juga di sekitar lokasi pengungsian bau tak sedap begitu menyengat.
     
Apalagi, sejak hujan seharian kondisi pengungsian bisa menimbulkan berbagai penyakit menular.
     
"Kami minta pemerintah dapat mencari tempat yang bersih dan layak huni agar terhindari dari penyakit menular," katanya.

 

Pewarta: Mansyur

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018