Serang (Antaranews Banten) - Dewan Riset Daerah (DRD) Banten mendukung langkah Pemerintah Provinsi Banten melalui dinas pertanian dalam upaya pengembangan produksi jagung berbasis korporasi di Privinsi Banten dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
     
''DRD sangat meyakini dari paparan tadi bahwa potensi pengembangan jagung di Banten sangat bagus, karena pasarnya dekat, petaninya juga sangat 'welcome'. Tapi masih tadi ada lima hal penting yang perlu kita dorong kepada pemerintah. Pertama adalah 'leader', jadi pak gubuernur harus menjadi komandan yang kuat dalam pengembangan jagung, karena ini perlu gerakan yang kuat," kata Wakil Ketua Dewan Riset Daerah (DRD) Banten Prof Dr Dody Nandika usai Fokus Grup Diskusi (FGD) Pengembangan Jagung Banten di Kantor DRD Banten di Serang, Jumat.
      
Dody mengatakan, pengembangan jagung di Banten tersebut membutuhkan dukungan semua pihak karena merupakan gerakan yang membutuhkan dukungan 'stakeholder', industri, dinas pertanian dan lainnya. Pihaknya akan menyampaikan ke gubernur Banten bahwa penanaman jagung di Banten saat ini terus meningkat dan akan mampu meningkatkan kesejahteraan para petani.
     
''Kita harus memberikan penyadaran dalam penanaman jagung ini merupakan suatu gerakan dari hulu ke hilir,dari lahan ke pabrik, bukan hanya petani kecil-kecilan. Apalagi dengan adanya dukungan dana desa saat ini," kata Dody.
      
Oleh karena itu, kata dia, jika semua pihak melakukan suatu upaya dan kerja keras untuk melakukan gerakan pengembangan jagung ini, maka Banten bisa menjadi pusat jagung yang kuat dari pada Gorontalo karena Banten lebih dekat kepada pasar dan 30 persen industi ada di Banten. Selain itu, dengan jagung juiga bisa mendorong untuk pengembangan wilayah karena nantinya jalan akan dibangun, irigasinya jugua dibangun dan sarana lainnya.
      
''Jagung ini bisa menjadi agen untuk pengembangan wilayah di Banten," kata Dody Nandika.
     
Ketua Dewah Riset Daerah (DRD) Banten H. M. A Tihami mengatakan, DRD Banten akan segera menyampaikan hasil dari FGD pengembangan jagung yang menghadirkan sejumlah pakar, Dewan Jagung Nasional, Balai Pengembangan Teknologi Pertanian (BPTP) dan Dinas Pertanian Banten tersebut, kepada gubernur Banten dalam waktu dekat.
      
''Jagung memiliki potensi pangan, potensi kesehatan kerena ada dgizi di dalamnya begitu juga potensi budaya, aka jagung perlu dikembangkan di Banten sebagai wilayah yang berkebudayaan khas. Kewajiban kami memberikan masukan kepada gubernur," kata Tihami.
      
Ketua Dewan Jagung Nasional Maxdeyul Sola mengatakan, pihaknya menargetkan selama dua kali masa tanam pengembangan jagung di Banten akan bisa kelihatan pergerakannya karena di Banten sudah tidak ada lagi masalah transportasi, pabrik dekat, sarana dan prasarana lainnya serta lahan dan petani  juga sudah siap.
      
''Di Dompu itu pada tahun ke dua sudah bergerak, sudah manggung dia. Padahal jauh itu, kalau Banten dekat dan lebih bagus ini," kata Sola.
     
Pemerintah Provinsi Banten  melakukan penanaman jagung 1.000 hektare (ha) dalam satu hamparan sebagai "pilot project" pengembangan tanaman jagung berbasis korporasi.
     
''Lokasi penanaman ini bagian dari target penanaman jagung di Banten 90 ribu ha. Realisasi sampai September sudah 58 ribu ha, jadi sisanya tinggal sekitar 32 ribuan ha. Lokasi ini bagian dari itu, tapi sifatnya spesifik," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M Tauchid.
     
Gerakan tanam 1.000 ha jagung sebagai pilot projek penanaman jagung hibrida berbasis korporasi tersebut, dilakukan bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Tani Gerlap Desa Gunung Kendeng, Kecamatan Gunung Kencana Kabupaten Lebak.
     
Agus mengatakan, pilot projek penanaman jagung berbasis korporasi tersebut maksudnya ada kepastian jaminan dari hulu mulai dari dukungan alat mesin pertanian, infrastruktur, benih, pupuk hingga pemasaran dari jagung tersebut dengan adanya jaminan dari pemerintah dan perusahaan yang akan menampung jagung para petani.
     
''Lahan pertanian di Banten masih sangat luas untuk pengembangan jagung ini. Sekarang tinggal membutuhkan dukungan semua pihak, karena prosepeknya di Banten sangat bagus serta dekat dengan industri yang membutuhkan bahan baku jagung," kata Agus.


 

Pewarta: Mulyana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018