Lebak (Antaranews Banten) - Dewan Jagung Nasional (DJN) mendorong para petani di Banten mengembangkan pertanian jagung dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah, karena Provinsi Banten memiliki prospek yang bagus untuk pengembangan jagung.
   
''Saya melihat Banten ini dari beberapa segi penunjang dan harus diperbaiki, Banten memiliki 60 persen pabrik pakan ayam. Banten juga memiliki pelabuhan yang bisa menjual jagung ke mana saja jika produksinya sudah banyak," kata Sekjen Dewan Jagung Nasional (DJN) Maxdeyul Sola usai rapat kordinasi pengembangan jagung dan penanaman 1.000 hektare jagung hibrida di Gunung Kencana di Lebak, Rabu.
    
Selain bisa menjual ke pabrik pakan dan daerah lain, kata dia, pengembangan jagung di Banten juga bisa diintegrasikan dengan peternakan seperti sapi, domba dan lainnya. Sehingga, kata dia, Banten punya prospek yang bagus untuk pengembangan jagung, itu dari segi potensi yang dimiliki Banten.
     
"Memang kita bermain jagung ini pada lahan kering, lahan kering bisa ditanam hanya pada saat musim. Nah bagaimana kalau ditanam setelah musim hujan, nah tentu perlu air, karena jagung untuk pabrik itu harus jelas kualitas, kuantitas dan kontinuitasnya," kata dia dalam rakor yang dihadiri Dinas Pertanian Provinsi Banten, dinas pertanian kabupaten/kota, unsur TNI, Polri, kelompok tani dan juga pengusaha pakan ternak.
    
Oleh karena itu, kata dia, untuk menjamin kepastian soal kualitas, kuantitas dan kontinuitas jagung agar diterima di pabrik, potensi tersebut bisa dilakukan di Banten karena banyak sungai-sungai, rawa dan sumber air yang bisa tarik airnya dan dibuatkan embung untuk pengairan tanaman jagung diluar musim hujan.
     
Untuk jaminan dan kepatian harga jagung, kata dia, secara struktural pemerintah sudah menetapkan harga berdasarkan Kepmendag No 18 tahun 2018, di tingkat petani di beli dengan harga Rp3.150 per kilogram dengan kadar air 17 persen dan di pabrik harga Rp4.000 per kilogram pada kadar air 14 sampai 15 persen. Sehingga koridor untuk harga sudah ada sebagai jaminan dan kepastian bagi petani, tinggal saat ini bagaimana meningkatkan produksinya, karena petani sudah nyaman dengan adanya ketetapan harga di tingkat petani dan pabrik.
    
''Ada untung bagi petani di sini, kalau harga pabriknya Rp4000, dia bisa bergeser dari penjualan Rp3.150 karena dekat. Tapi kalau daerah lain ditetapkan harga Rp3.150 karena biaya trasnportasinya. Nah oleh sebab itu Rp3.150 akan naik karena biaya trasnport ke pabrik lebih murah. Nah ini jaminan bagi petani, jadi tidak ada lagi ceritanya petani di sini takut untuk mengembangkan jagung," kata dia.
     
Sementara itu Direktur Utama PT Sarottama Dharma Kalpariksa, Nunik Sri Martini mengatakan, pihaknya selaku pimpinan di sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang perdagangan dan budidaya jagung dan sorgum, siap memberikan bantuan pinjaman modal kepada para petani untuk menanam jagung dengan nilai Rp4 juta untuk setiap hektar. bantuan pinjaman tersebut agar para petani merasa nyaman dan mudah dalam mendapatkan modal serta membantu pemerintah agar memilki ketersediaan jagung yang cukup di Indonesia.
    
''Kami sidap melakukan MoU dengan para kepala daerah, supaya petani lebih nyaman. Kita bisa memulai dari pilot project di lahan 1.000 hektare ini," kata Nunik.
    
Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pertanian melakukan penanaman jagung 1.000 hektare dalam satu hamparan sebagai "pilot project" pengembangan tanaman jagung berbasis korporasi.
   
"Lokasi penanaman ini bagian dari target penanaman jagung di Banten 90 ribu hektare. Realisasi sampai September sudah 58 ribu hektare, jadi sisanya tinggal sekitar 32 ribuan hektare. Lokasi ini bagian dari itu, tapi sifatnya spesifik," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid usai gerakan tanam jagung di Gunung Kencana.
    
Gerakan tanam 1.000 hektare jagung sebagai pilot projek penanaman jagung hibrida berbasis korporasi tersebut, dilakukan bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Tani Gerlap Desa Gunung Kendeng, Kecamatan Gunung Kencana Kabupaten Lebak.
    
Agus mengatakan, pilot projek penanaman jagung berbasis korporasi tersebut maksudnya ada kepastian jaminan dari hulu mulai dari dukungan alat mesin pertanian, infrastruktur, benih, pupuk hingga pemasaran dari jagung tersebut dengan adanya jaminan dari pemerintah dan perusahaan yang akan menampung jagung para petani. 
    

Pewarta: Mulyana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018