Jakarta (Antaranews) - Kasubdit Kawasan Ekonomi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Noor Fuad Fitrianto menyebutkan realisasi sub sektor properti mengalami kenaikan di tahun 2017, serta diperkirakan masih terus berlanjut di 2018.
   
"Kenaikan mencapai 36 persen untuk sub sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran, serta 41 persen untuk hotel dan restoran," kata Noor Fuad dalam diskusi bertajuk "Potensi Investor Dan Pengembang Asing  Bagi Pertumbuhan Industri Properti Indonesia" di Jakarta, Rabu.
   
Noor Fuad mengatakan, Penanaman Modal Asing (PMA)  masih mendominasi rata-rata  70 persen untuk sub sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran, sedangkan untuk hotel dan restoran rata-rata 77 persen.
   
Noor Fuad mengatakan dalam upaya meningkatkan investasi tidak hanya di sub sektor properti saja BKPM akan menjalin program kemitraan dengan pemerintah daerah terutama berkaitan dengan kemudahan dan kepastian izin bagi investor yang akan merealisasikan proyeknya.
   
Noor Fuad mengakui banyak tantangan untuk merealisasikan investasi di 2018 hal ini tergambarkan dari komitmen investasi yang masuk secara kumulatif mencapai Rp8.239,1 Triliun baik PMA mapun PMDN  periode 2015 - Triwulan 1 2018, sedangkan yang terealisasi baru 27,1 persen. 
     
"Kami terus mendorong kepada investor agar dapat merealisasikan investasinya, untuk itu di lapangan masih banyak hal yang harus segera dibenahi. Targetnya di 2018 ini realiasi investasi tetap mengalami kenaikan," ujar dia.
   
Sedangkan menurut Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Real Estat Indonesia (REI), Hari Ganie mengatakan, untuk meningkatkan investasi di sub sektor properti membutuhkan peran serta dari instansi lain terkait.
   
"Sebagai gambaran untuk kawasan industri erat kaitannya dengan kebijakan dari Kementerian Perindustrian, begitu juga untuk sektor hotel dan restoran membutuhkan peran serta dari Kementerian Pariwisata," kata Hari.
   
Hari mengatakan,  penyederhanaan perizinan baik ditingkat pusat maupun daerah menjadi faktor penting  untuk mendorong investasi sub sektor properti baik itu pertanahan, perbankan, infrastruktur, dan perpajakan. Bahkan untuk ditingkat daerah terdapat 10 perizinan yang harus dipenuhi.
   
Hari mengatakan, untuk investasi properti asing di 2017 ini mengalami penurunan untuk volumenya turun dari 1151 menjadi 302 perusahaan, sedangkan untuk nilainya turun dari 2321,5 juta dolar AS menjadi 779,9 juta dolar AS.
   
Hari mengaku optimistis sektor properti masih menjadi investasi yang menarik bagi investor domestik dan asing di 2018.
   
Menurut Hari, hal yang menarik bagi investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia adalah stabilitas politik, hukum, dan keamanan, pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk yang 40 persen didominasi kalangan menengah, serta pembangunan infrastruktur. 

Baca juga: Realisasi Investasi Lebak Triwulan I Rp273.611 Miliar

Pewarta: Ganet Dirgantara

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018