Lebak (Antaranews Banten) - Produksi pangan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, pada Januari-Juni 2018 sebanyak 116.365 ton setara beras dan surplus untuk kebutuhan selama sembilan bulan.
"Kami mengapresiasi produksi pangan melimpah," kata Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Selasa.
Pemerintah daerah terus mengoptimalkan gerakan percepatan tanam guna mendukung swasembada pangan juga peningkatan ekonomi petani.
Gerakan percepatan tanam tahun 2018 ditargetkan angka tanam sekitar 110 hektare,sehingga pemerintah melakukan intervensi dengan merealisasikan pembangunan jaringan irigasi.
Selain itu juga menyalurkan bantuan kepada kelompok-kelompok tani berupa sarana produksi (sapras) dan sarana peralatan pertanian (alsintan).
Kementerian Pertanian juga menggulirkan program padi,jagung dan kedelai (pajale).
"Semua intervensi pemerintah itu guna mendukung swasembada pangan juga peningkatan kesejahteraan usaha petani," katanya menjelaskan.
Menurut Dede, selama ini, Kabupaten Lebak dijadikan daerah lumbung pangan di Provinsi Banten karena mampu menyumbangkan kedaulatan pangan nasional.
Produksi pangan sekitar 30 persen dipasok ke luar daerah, seperti Bogor, Sukabumi,Pasar Cipinang Jakarta hingga Lampung.
Berdasarkan realisasi produksi pangan Kabupaten Lebak pada Januari-Juni 2018 tercatat 402.624 ton gabah kering pungut (GKP) dan jika diakumulasikan menjadi beras 188.227 ton atau surplus 116.365 ton dan mencukupi persedian sembilan bulan ke depan.
Bahkan, musim panen padi hingga kini masih berlangsung dan diperkirakan sampai Desember mendatang.
"Kami minta petani terus meningkatkan produksi dan produktivitas pangan," katanya menjelaskan.
Sejumlah petani di Desa Cempaka Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak mengatakan bahwa panen di wilayah sekitar Agutus mendatang karena saat ini butiran gabah sudah menguning.
Diperkirakan ratusan hektare tanaman padi berhasil dipanen dan relatif kecil serangan hama tikus.
"Kami memuji panen tahun ini cukup menguntungkan pendapatan petani karena bisa menghasilkan Rp25 juta per hektare dengan produksi 7-8 ton GKP per hektare," kata Rembang (55) seorang petani Desa Cempaka Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak.
Baca juga: Gapoktan Wajib Produksi Beras Toko Tani Indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018
"Kami mengapresiasi produksi pangan melimpah," kata Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Selasa.
Pemerintah daerah terus mengoptimalkan gerakan percepatan tanam guna mendukung swasembada pangan juga peningkatan ekonomi petani.
Gerakan percepatan tanam tahun 2018 ditargetkan angka tanam sekitar 110 hektare,sehingga pemerintah melakukan intervensi dengan merealisasikan pembangunan jaringan irigasi.
Selain itu juga menyalurkan bantuan kepada kelompok-kelompok tani berupa sarana produksi (sapras) dan sarana peralatan pertanian (alsintan).
Kementerian Pertanian juga menggulirkan program padi,jagung dan kedelai (pajale).
"Semua intervensi pemerintah itu guna mendukung swasembada pangan juga peningkatan kesejahteraan usaha petani," katanya menjelaskan.
Menurut Dede, selama ini, Kabupaten Lebak dijadikan daerah lumbung pangan di Provinsi Banten karena mampu menyumbangkan kedaulatan pangan nasional.
Produksi pangan sekitar 30 persen dipasok ke luar daerah, seperti Bogor, Sukabumi,Pasar Cipinang Jakarta hingga Lampung.
Berdasarkan realisasi produksi pangan Kabupaten Lebak pada Januari-Juni 2018 tercatat 402.624 ton gabah kering pungut (GKP) dan jika diakumulasikan menjadi beras 188.227 ton atau surplus 116.365 ton dan mencukupi persedian sembilan bulan ke depan.
Bahkan, musim panen padi hingga kini masih berlangsung dan diperkirakan sampai Desember mendatang.
"Kami minta petani terus meningkatkan produksi dan produktivitas pangan," katanya menjelaskan.
Sejumlah petani di Desa Cempaka Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak mengatakan bahwa panen di wilayah sekitar Agutus mendatang karena saat ini butiran gabah sudah menguning.
Diperkirakan ratusan hektare tanaman padi berhasil dipanen dan relatif kecil serangan hama tikus.
"Kami memuji panen tahun ini cukup menguntungkan pendapatan petani karena bisa menghasilkan Rp25 juta per hektare dengan produksi 7-8 ton GKP per hektare," kata Rembang (55) seorang petani Desa Cempaka Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak.
Baca juga: Gapoktan Wajib Produksi Beras Toko Tani Indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018