Lebak (Antaranews Banten) - Gabungan kelompok tani (gapoktan) Kabupaten Lebak, Banten, diwajibkan memproduksi beras toko tani Indonesia (TTI) untuk persedian pangan masyarakat.
     
"Kewajiban produksi beras TTI itu bagi gapoktan yang menerima bantuan dari Kementerian Pertanian," kata Kepala Bidang Distribusi dan Pemanfaatan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lebak, Dani Hendarman di Lebak, Kamis.
     
Kementerian Pertanian (Kementan) tahun ini menyalurkan bantuan kepada 38 gapoktan di Kabupaten Lebak berupa uang sebesar Rp100 juta per gapoktan.
     
Penyaluran bantuan untuk keperluan usaha pertanian pangan, seperti membeli benih, pupuk dan pestisida.
     
Para gapoktan wajib memproduksi beras TTI untuk persedian cadangan beras daerah juga menyumbangkan kebutuhan masyarakat DKI Jakarta.
     
Gapoktan Lebak ditargetkan memasok beras TTI ke DKI Jakarta sebanyak 1.125 ton dan daerah 100 ton per tahun,katanya.
     
Menurut Dani,  pihaknya mengapresiasi produksi beras TTI melimpah dan surplus menyusul panen raya hingga berlangsung Desember mendatang.
     
Saat ini, panen raya mencapai ribuan hektare di Kecamatan Wanasalam,Malingping dan Panggarangan.
     
Selama ini, produksi beras TTI memenuhi permintaan pasar lokal maupun DKI Jakarta.
     
Pihaknya juga setiap pekan pada kegiatan "car free day" (CFD) yang dipusatkan di Alun-alun Rangkasbitung mampu menjual 1,5 ton beras TTI.
     
Harga beras TTI sangat terjangkau kalangan masyarakat srata ekonomi menengah ke bawah dengan kisaran Rp7.500 sampai Rp8.500 per Kg.
     
"Kita berharap petani mampu meningkatkan produksi beras guna mendukung swasembada pangan," katanya.
     
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Citeras  Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Arsyad mengatakan pihaknya rutin setiap bulan memasok beras TTI sebanyak 75 ton per bulan ke Pasar Cipinang, Jakarta.
     
Produksi beras TTI itu jenis beras medium KW I dan KW II dengan harga Rp250.000-Rp270.000 per karung dengan berat 25 Kg.
     
"Kami setiap menjual beras ke Jakarta bisa mencapai Rp800 juta dan bisa meningkatkan pendapatan ekonomi petani," katanya.

Baca juga: Banten Dirikan 56 TTI Bantu Masyarakat Miskin

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018