Serang (Antara News) - Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Provinsi Banten mendirikan 56 Toko Tani Indonesia (TTI) yang tujuannya untuk menstabilkan harga pangan khususnya beras dipasaran, agar masyarakat miskin mampu membelinya.

Kepala BKPP Provinsi Banten Khairul Amri Chan usai meninjau sejumlah TTI dekat Pasar Rau, Kota Serang, beberapa hari lalu, mengatakan pendirian TTI ditujukan untuk membantu masyarakat yang ekonominya lemah agar mereka bisa membeli beras dengan harga jauh di bawah harga pasar.

Program yang diluncurkan Presiden Jokowi tersebut sekaligus menjawab keinginan pemerintah agar masyarakat miskin dapat membeli beras dengan harga murah, apalagi memasuki bulan puasa biasanya harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi.

"TTI ini sudah dimulai sejak Maret lalu, dan kami melibatkan 28 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) untuk menyalurkan beras ke TTI yang ditunjuk mereka sebanyak 56 TTI tersebar di empat kabupaten dan empat kota se-Provinsi Banten, kecuali Kota Cilegon," kata Amri Chan didampingi Kabid Produksi BKPP Banten Budiyana.

Program yang anggarannya dari APBN itu disalurkan kepada tiap Gapoktan sebesar Rp200 juta yang digunakan untuk mengelola beras petani, yang selanjutnya disebarkan ke TTI yang telah ditunjuk untuk dijual kepada masyarakat yang tidak mampu dengan ukuran 2 kg dan 5 kg.

Ia mengatakan uji coba yang sudah berlangsung lebih dari dua bulan tersebut diharapkan mampu menstabilkan harga beras, terutama mendekati bulan puasa, dan jika berhasil maka akan dijalankan secara kontinue dengan harapan tidak ada lagi masyarakat yang tidak mampu membeli beras.

Amri Chan menambahkan Banten yang merupakan salah satu penghasil beras juga memberikan bantuan kepada TTI di Jakarta, mengingat Jakarta tidak memproduksi beras dan tidak pula memiliki lumbung padi, sehingga mengharapkan bantuan provinsi tetangga, yaitu Banten.

Provinsi Banten, satu dari enam provinsi yang ditunjuk Kementerian Pertanian untuk uji coba TTI, yang lain Provinsi DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jatim.

TTI dibuat dengan tujuan untuk menyerap produk pertanian nasional khususnya bahan pangan pokok, mendukung stabilisasi harga dan mempermudah akses konsumen.

TTI yang ditunjuk BKPP Banten dan Gapoktan adalah dengan kriteria yang harus dipenuhi diantaranya, pedagang tetap, berlokasi strategis, memiliki izin usaha dan pengalaman usaha selama empat tahun dan tidak sedang dalam masalah utang piutang.

Kegiatan perdagangan TTI secara tidak langsung berperan dalam mengatasi anjloknya harga pangan pada masa panen raya, dan tingginya harga pangan pada saat paceklik dan menjadi instrumen yang dibuat pemerintah untuk mengendalikan gejolak harga dalam situasi tertentu.

Dalam operasionalnya, gabungan kelompok tani (Gapoktan) memasok beras kepada TTI yang sudah berpengalaman dalam usaha perdagangan pangan, kemudian dijual oleh TTI langsung kepada konsumen dengan harga yang terjangkau dan wajar, TTI yang dimaksud adalah pedagang pangan yang menjadi mitra Gapoktan serta terikat melalui perjanjian kerja sama antara kedua belah pihak.

Sasaran kegiatan pengembangan usaha pangan masyarakat (PUPM) melalui Toko Tani pada tahun anggaran 2016 adalah 500 Gapoktan yang melayani 1.000 TTI, untuk kemudahan akses pangan kepada masyarakat dengan harga yang wajar di 33 provinsi dengan konsentrasi pada sembilan provinsi yakni Sumatera Utara, Lampung, Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016