Produksi jagung di Kabupaten Lebak Provinsi Banten selama periode Januari-Agustus 2024 mencapai sebanyak 15 ribu ton dengan lahan panen seluas 3.100 hektare.
 
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Rangkasbitung, Lebak, Senin, mengatakan pemerintah daerah mendorong petani agar mengembangkan pertanian jagung karena dapat memenuhi ketersediaan pangan juga peningkatan ekonomi masyarakat.
 
Saat ini, permintaan jagung cukup tinggi, terutama perusahaan pakan ternak dan usaha peternakan di Kabupaten Tangerang.
 
Bahkan, produksi jagung di Kabupaten Lebak sudah menjadi andalan para petani.

Baca juga: Produksi jagung di Lebak jadi andalan ekonomi petani
 
Produksi jagung jenis hibrida sebanyak 15 ribu ton berbentuk kering menggulirkan perputaran uang miliaran rupiah dengan rata-rata harga Rp7.000 per kilogram.
 
"Kami minta petani jagung terus memperluas tanaman itu, karena pasarnya sudah jelas dan bisa bermuara pada kesejahteraan petani semakin baik," kata Deni.
 
Ia menyebutkan produksi jagung di Kabupaten Lebak sebagai sentra terbesar di Kecamatan Gunungkencana, Cijaku, Banjarsari, Leuwidamar, Maja dan Curugbitung hingga lebih dari 5.000 hektare.
 
Selama ini Kecamatan Maja dan Curugbitung banyak lahan milik pengembang perumahan yang belum digunakan perusahaan disewa oleh petani untuk ditanami jagung.
 
Mereka mengembangkan pertanian jagung dengan sistem tumpang sari bersama tanaman palawija dan aneka sayuran.
 
Sam'un (55), seorang petani jagung, warga Kecamatan Maja Lebak mengaku petani di wilayahnya kini baru panen jagung seluas 16 hektare bisa menghasilkan pendapatan dengan waktu 90 hari setelah tanam.
 
"Kami bersama petani dapat menghasilkan pendapatan Rp42 juta per hektare dengan rata-rata 7 ton dan harga kondisi kering Rp6.000/kilogram," katanya.

Baca juga: Petani jagung di Lebak lakukan penyiraman menggunakan drone

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024