Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang mengatakan program gerakan serentak untuk anak Tangerang sehat dan cerdas (Gertak Tangkas) melalui intervensi stunting di 1.097 posyandu sudah menyasar 65.000 anak dari target 80.000 anak atau terealisasi 81,9 persen.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinkes Kota Tangerang Mugiya Wardhany, di Tangerang, Kamis, mengatakan kegiatan intervensi stunting dilaksanakan sejak 1 Juni hingga 30 Juni 2024 mendatang.
Berdasarkan pendataan yang dihimpun Dinkes Kota Tangerang, hasilnya cukup memuaskan karena selama dua pekan sudah mencapai di atas 80 persen.
"Angka ini tergolong maksimal karena kegiatan baru berlangsung sekitar dua pekan, namun secara capaian sudah mendekati 100 persen," kata Mugiya Wardhany dalam keterangannya.
Baca juga: Cegah anemia dan stunting, remaja disarankan konsumsi tablet tambah darah
Ia mengimbau orang tua agar membawa anaknya ke posyandu terdekat untuk dilakukan pemeriksaan stunting maupun TBC. Sebab jika ditemukan indikasi stunting bisa segera ditangani.
"OPD terkait sudah siap melakukan intervensi sesuai tupoksinya jika ditemukan kasus," ujarnya.
Sementara itu, kecamatan dengan capaian skrining tertinggi secara persentase adalah Kecamatan Batuceper yaitu sudah 3.693 anak atau 96 persen telah diskrining dari target 3.846 anak. Kemudian Kecamatan Pinang sebanyak 7.155 anak atau 93 persen telah diskrining dari target 7.637 anak.
"Namun, target terbanyak adalah Kecamatan Cipondoh yaitu 9.027 anak. Sampai saat ini, Kecamatan Cipondoh dengan 106 posyandu telah menskrining 7.347 anak atau sudah 81,4 persen,” ujarnya.
Pemkot Tangerang memastikan pada Juni 2024 ini, 100 persen anak di Kota Tangerang datang ke posyandu untuk diukur pertumbuhannya dari berat badan, panjang atau tinggi badan. "Data tersebut diinput ke dalam aplikasi SiData dan e-PPGBM," katanya.
Prevalensi stunting pada balita di Kota Tangerang pada 2018 sebesar 19,1 persen, turun menjadi 11,8 persen pada 2022.
Baca juga: Pemprov Banten salurkan daging kurban untuk penanganan stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinkes Kota Tangerang Mugiya Wardhany, di Tangerang, Kamis, mengatakan kegiatan intervensi stunting dilaksanakan sejak 1 Juni hingga 30 Juni 2024 mendatang.
Berdasarkan pendataan yang dihimpun Dinkes Kota Tangerang, hasilnya cukup memuaskan karena selama dua pekan sudah mencapai di atas 80 persen.
"Angka ini tergolong maksimal karena kegiatan baru berlangsung sekitar dua pekan, namun secara capaian sudah mendekati 100 persen," kata Mugiya Wardhany dalam keterangannya.
Baca juga: Cegah anemia dan stunting, remaja disarankan konsumsi tablet tambah darah
Ia mengimbau orang tua agar membawa anaknya ke posyandu terdekat untuk dilakukan pemeriksaan stunting maupun TBC. Sebab jika ditemukan indikasi stunting bisa segera ditangani.
"OPD terkait sudah siap melakukan intervensi sesuai tupoksinya jika ditemukan kasus," ujarnya.
Sementara itu, kecamatan dengan capaian skrining tertinggi secara persentase adalah Kecamatan Batuceper yaitu sudah 3.693 anak atau 96 persen telah diskrining dari target 3.846 anak. Kemudian Kecamatan Pinang sebanyak 7.155 anak atau 93 persen telah diskrining dari target 7.637 anak.
"Namun, target terbanyak adalah Kecamatan Cipondoh yaitu 9.027 anak. Sampai saat ini, Kecamatan Cipondoh dengan 106 posyandu telah menskrining 7.347 anak atau sudah 81,4 persen,” ujarnya.
Pemkot Tangerang memastikan pada Juni 2024 ini, 100 persen anak di Kota Tangerang datang ke posyandu untuk diukur pertumbuhannya dari berat badan, panjang atau tinggi badan. "Data tersebut diinput ke dalam aplikasi SiData dan e-PPGBM," katanya.
Prevalensi stunting pada balita di Kota Tangerang pada 2018 sebesar 19,1 persen, turun menjadi 11,8 persen pada 2022.
Baca juga: Pemprov Banten salurkan daging kurban untuk penanganan stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024