Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, mencatat sebanyak 5.413 jiwa terdampak bencana banjir akibat curah hujan yang tinggi hingga menyebabkan meluapnya beberapa aliran sungai di daerah itu.
Kepala BPBD Kabupaten Tangerang Ujat Sudrajat di Tangerang, Sabtu, mengatakan bahwa dari ribuan jiwa yang terdampak bencana alam tersebut berasal dari Desa Tanjung Burung, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga, dan Desa Keramat, Kecamatan Pakuhaji.
"Banjir ini memang dari air sungai yang meluap hingga ke permukiman warga. Total yang terdampak ada tiga desa dengan dua kecamatan," katanya.
Baca juga: Sabtu, empat TPS di Kota Tangerang gelar pemungutan suara susulan
Menurut dia, banjir yang merendam permukiman warga ini berasal dari curah hujan yang terjadi sejak Jumat (16/2) lalu, hingga mengakibatkan meluapnya aliran Sungai Cisadane.
Dari jumlah ribuan jiwa yang terdampak banjir tersebut, terdapat 19 rukun tetangga (RT) dengan ketinggian air mencapai 20 centimeter hingga 100 centimeter.
"Ketinggian air beragam, mulai dari 20 centimeter sampai 100 centimeter. Namun, di beberapa titik sudah ada yang mulai surut," tuturnya.
Ia mengungkapkan, bencana alam banjir dari luapan aliran sungai ini telah terjadi sejak pagi hari. Hingga sebagian warga terpaksa harus dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
"Ada sekitar 22 warga yang kita evakuasi ke tempat lebih aman, karena mereka masuk warga yang rentan seperti lansia dan anak-anak," katanya.
Baca juga: PMI Tangerang distribusikan bantuan pada warga terdampak banjir
Menurut dia, situasi saat ini sebagian warga yang terdampak masih memilih bertahan di rumah masing-masing sambil menanti air surut.
"Sebagian masih bertahan di rumah, karena air mulai surut," ujarnya.
Adapun untuk dua wilayah kecamatan yang menjadi korban banjir, di antaranya Kecamatan Teluknaga ada sebanyak 5.213 jiwa. Kemudian, di Kecamatan Pakuhaji tepatnya di Desa Keramat sebanyak 200 kepala keluarga.
Ia menambahkan, dalam upaya penanganan bencana tersebut, pemerintah daerah melalui BPBD setempat kini telah membuka beberapa posko pengungsian bagi warga terdampak. Sejumlah bantuan logistik untuk memenuhi kebutuhan para korban juga sudah disalurkan.
"Bantuan logistik dan peralatan evakuasi sudah kita salurkan. Begitu juga kita bangun dapur untuk memenuhi kebutuhan para korban," kata dia.
Baca juga: Minggu, 16 TPS di Tangsel lakukan pemungutan suara susulan
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
Kepala BPBD Kabupaten Tangerang Ujat Sudrajat di Tangerang, Sabtu, mengatakan bahwa dari ribuan jiwa yang terdampak bencana alam tersebut berasal dari Desa Tanjung Burung, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga, dan Desa Keramat, Kecamatan Pakuhaji.
"Banjir ini memang dari air sungai yang meluap hingga ke permukiman warga. Total yang terdampak ada tiga desa dengan dua kecamatan," katanya.
Baca juga: Sabtu, empat TPS di Kota Tangerang gelar pemungutan suara susulan
Menurut dia, banjir yang merendam permukiman warga ini berasal dari curah hujan yang terjadi sejak Jumat (16/2) lalu, hingga mengakibatkan meluapnya aliran Sungai Cisadane.
Dari jumlah ribuan jiwa yang terdampak banjir tersebut, terdapat 19 rukun tetangga (RT) dengan ketinggian air mencapai 20 centimeter hingga 100 centimeter.
"Ketinggian air beragam, mulai dari 20 centimeter sampai 100 centimeter. Namun, di beberapa titik sudah ada yang mulai surut," tuturnya.
Ia mengungkapkan, bencana alam banjir dari luapan aliran sungai ini telah terjadi sejak pagi hari. Hingga sebagian warga terpaksa harus dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
"Ada sekitar 22 warga yang kita evakuasi ke tempat lebih aman, karena mereka masuk warga yang rentan seperti lansia dan anak-anak," katanya.
Baca juga: PMI Tangerang distribusikan bantuan pada warga terdampak banjir
Menurut dia, situasi saat ini sebagian warga yang terdampak masih memilih bertahan di rumah masing-masing sambil menanti air surut.
"Sebagian masih bertahan di rumah, karena air mulai surut," ujarnya.
Adapun untuk dua wilayah kecamatan yang menjadi korban banjir, di antaranya Kecamatan Teluknaga ada sebanyak 5.213 jiwa. Kemudian, di Kecamatan Pakuhaji tepatnya di Desa Keramat sebanyak 200 kepala keluarga.
Ia menambahkan, dalam upaya penanganan bencana tersebut, pemerintah daerah melalui BPBD setempat kini telah membuka beberapa posko pengungsian bagi warga terdampak. Sejumlah bantuan logistik untuk memenuhi kebutuhan para korban juga sudah disalurkan.
"Bantuan logistik dan peralatan evakuasi sudah kita salurkan. Begitu juga kita bangun dapur untuk memenuhi kebutuhan para korban," kata dia.
Baca juga: Minggu, 16 TPS di Tangsel lakukan pemungutan suara susulan
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024