Kabupaten Tangerang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Banten, menyebutkan sebanyak 1.963 jiwa dari 663 kepala keluarga (KK) di tiga rukun warga (RW) di Kampung Dadap, Kelurahan Kosambi Barat, Kecamatan Kosambi terendam banjir rob.
Kepala Bidang Pemadaman dan Penyelamatan BPBD Kabupaten Tangerang Agun Guntara, di Tangerang, Sabtu, mengatakan bahwa berdasarkan data yang diperoleh sebanyak 663 KK dengan 1.963 jiwa di Dadap, Kosambi, Kabupaten Tangerang terdampak bencana alam tersebut.
"Saat ini banjir rob masih menggenang dengan ketinggian 30 sampai 40 centimeter," ujarnya.
Ia menyebutkan tiga RW yang terdampak banjir rob meliputi RW 03, RW 04, dan RW 05.
Di wilayah RW 03 sebanyak 253 KK, terdiri atas RT 01 sebanyak 63 KK (183 jiwa ), RT 02 sebanyak 64 KK (179 jiwa), RT 03 sebanyak 61 KK (168 jiwa), dan RT.04 sebanyak 65 KK (261 Jiwa).
Di wilayah RW 04 sebanyak 230 KK, terdiri atas RT 01 sebanyak 60 KK (272 jiwa), RT02 sebanyak 55 KK (216 jiwa), RT 03 sebanyak 57 KK (226 jiwa), RT 04 sebanyak 561 KK (181 jiwa), dan di wilayah RW 05 sebanyak 180 KK, terdiri atas RT 02 (152 jiwa ) dan RT 03 (125 jiwa).
Baca juga: Soma Atmaja kembali pimpin PMI Kabupaten Tangerang
Ketua Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) Kabupaten Tangerang Rosita mengatakan bencana alam banjir ini telah melanda wilayahnya sejak Jumat (13/12).
"Kondisi banjir sudah melanda sejak hari Jumat (13/12) pagi sampai sekarang. Total ada 1.000 lebih warga yang terdampak banjir ini," katanya.
Ia mengatakan, bencana alam banjir yang terjadi sejak Jumat (13/12) akibat terjadinya luapan air laut yang langsung merendam puluhan rumah dan lahan di permukiman warga tersebut.
"Permukiman yang ada di bibir pantai terendam. Air itu sulit surut karena ada tanggul atau pembangunan proyek PIK 2," ujarnya.
Dia mengungkapkan, hingga saat ini banjir masih merendam dan meluas ke seluruh permukiman warga di tiga RW dengan 10 rukun tetangga (RT), dengan ketinggian air rata-rata 30-60 centimeter.
"Mayoritas warga masih tetap bertahan di rumah masing-masing, karena bingung tidak ada tempat pengungsian. Jadi, terpaksa mereka bertahan," ujarnya.
Ia berharap Pemerintah Kabupaten Tangerang segera membantu warga yang menjadi korban serta memberikan solusi terhadap musibah yang terjadi saat ini.
"Harapan kami pemerintah segera membantu para korban dan memberikan solusi dengan menyedot air banjir yang merendam," kata dia.