Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) memastikan berbagai bantuan yang dibutuhkan bagi korban terdampak banjir di Kabupaten Grobogan sudah mulai tersalurkan, termasuk dengan keberadaan dapur umum.
Penjabat (Pj) Gubernur Jateng Nana Sudjana di sela meninjau banjir di Kabupaten Grobogan, Selasa, menyebutkan berbagai bantuan sudah datang, mulai makanan anak, makanan siap saji, tenda, selimut, kasur, hingga mobil kabin dan perahu.
"Saat ini bantuan baik dari Kemensos, pemprov, dari Pemkab Grobogan, sudah mulai datang. Dan tadi dapur umum sudah kami tengok. Sudah mulai memasak, semuanya akan diberikan kepada masyarakat-masyarakat yang terdampak," katanya.
Baca juga: Banjir Grobogan, perjalanan sejumlah kereta aoi dibatalkan
Untuk penanganan banjir, kata dia, telah dilakukan dengan memasang karung pasir sebagai upaya darurat untuk menambal tanggul sungai yang jebol, seiring dengan mulai surutnya banjir.
"Dengan surutnya (banjir) ini, untuk menutup air yang masuk ke tanggul yang jebol menggunakan sand bag. Ini ditutup dengan pasir untuk menutup air," katanya.
Sebagai langkah jangka panjang, ia mengatakan pemetaan tanggul-tanggul yang rawan jebol juga akan dilakukan guna perbaikan agar tanggul jebol tidak terulang lagi.
Hujan deras yang terjadi pada Senin (5/2) malam mengakibatkan volume air di tiga Daerah Aliran Sungai (DAS) yakni Sungai Lusi, Sungai Serang, dan Sungai Tuntang, di Grobogan meluap.
Baca juga: Tiga kecamatan di Kabupaten Pandeglang tergenang banjir
Menurut dia, penanganan Sungai Tuntang tidak hanya bisa dilakukan untuk satu kabupaten, tetapi juga melibatkan beberapa kabupaten di sekitarnya karena merupakan satu rangkaian.
"Tanggul Sungai Tuntang merupakan rangkaian beberapa kabupaten, mulai dari Rawa Pening, kemudian sampai ke Grobogan. Bahkan berdampak pula ke daerah Demak. Makanya kami akan telusuri, dan kami pelajari lagi," ungkapnya.
Yang jelas, kata Nana, penanganan banjir, terutama akibat meluapnya Sungai Tuntang, perlu kebersamaan anta-pemerintah daerah (pemda) dengan pemerintah pusat.
Banjir Grobogan merendam 2.662 rumah warga, 58 hektare lahan pertanian, enam unit fasilitas pendidikan, satu rumah ibadah, dan kandang ternak yang ada di di 32 desa di 12 kecamatan.
Baca juga: Curah hujan tinggi, SDN Cikuasa II Cilegon tergenang banjir
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
Penjabat (Pj) Gubernur Jateng Nana Sudjana di sela meninjau banjir di Kabupaten Grobogan, Selasa, menyebutkan berbagai bantuan sudah datang, mulai makanan anak, makanan siap saji, tenda, selimut, kasur, hingga mobil kabin dan perahu.
"Saat ini bantuan baik dari Kemensos, pemprov, dari Pemkab Grobogan, sudah mulai datang. Dan tadi dapur umum sudah kami tengok. Sudah mulai memasak, semuanya akan diberikan kepada masyarakat-masyarakat yang terdampak," katanya.
Baca juga: Banjir Grobogan, perjalanan sejumlah kereta aoi dibatalkan
Untuk penanganan banjir, kata dia, telah dilakukan dengan memasang karung pasir sebagai upaya darurat untuk menambal tanggul sungai yang jebol, seiring dengan mulai surutnya banjir.
"Dengan surutnya (banjir) ini, untuk menutup air yang masuk ke tanggul yang jebol menggunakan sand bag. Ini ditutup dengan pasir untuk menutup air," katanya.
Sebagai langkah jangka panjang, ia mengatakan pemetaan tanggul-tanggul yang rawan jebol juga akan dilakukan guna perbaikan agar tanggul jebol tidak terulang lagi.
Hujan deras yang terjadi pada Senin (5/2) malam mengakibatkan volume air di tiga Daerah Aliran Sungai (DAS) yakni Sungai Lusi, Sungai Serang, dan Sungai Tuntang, di Grobogan meluap.
Baca juga: Tiga kecamatan di Kabupaten Pandeglang tergenang banjir
Menurut dia, penanganan Sungai Tuntang tidak hanya bisa dilakukan untuk satu kabupaten, tetapi juga melibatkan beberapa kabupaten di sekitarnya karena merupakan satu rangkaian.
"Tanggul Sungai Tuntang merupakan rangkaian beberapa kabupaten, mulai dari Rawa Pening, kemudian sampai ke Grobogan. Bahkan berdampak pula ke daerah Demak. Makanya kami akan telusuri, dan kami pelajari lagi," ungkapnya.
Yang jelas, kata Nana, penanganan banjir, terutama akibat meluapnya Sungai Tuntang, perlu kebersamaan anta-pemerintah daerah (pemda) dengan pemerintah pusat.
Banjir Grobogan merendam 2.662 rumah warga, 58 hektare lahan pertanian, enam unit fasilitas pendidikan, satu rumah ibadah, dan kandang ternak yang ada di di 32 desa di 12 kecamatan.
Baca juga: Curah hujan tinggi, SDN Cikuasa II Cilegon tergenang banjir
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024