Dinas Kesehatan Kota Tangerang Banten mendistribusikan tablet tambah darah melalui 39 Puskesmas ke sekolah-sekolah untuk diberikan kepada siswi sebagai upaya mencegah anemia yang menjadi salah satu penyebab munculnya stunting pada anak.
"Penanganan stunting tidak hanya berfokus pada anak balita atau ibu hamil tetapi juga melibatkan remaja putri," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr Dini Anggraeni di Tangerang Kamis.
Dini menuturkan anemia atau kekurangan darah pada remaja putri merupakan salah satu faktor awal timbulnya stunting atau gizi buruk bagi balita.
Studi dan pemeriksaan medis menyebutkan bahwa remaja putri yang menderita anemia di masa depan saat menjadi ibu, rentan melahirkan bayi stunting.
"Anemia saat sedang akan berdampak kekurangan pada bayi. Kemudian saat melahirkan masih anemia akan terjadi pendarahan dan mengakibatkan kematian pada ibu dan bayi. Hal-hal inilah yang kita cegah sedini mungkin dengan pendistribusian tablet tambah darah ke sekolah-sekolah,” kata dia.
Baca juga: 1.274 balita di Kota Serang masuk kategori stunting
Kepala Puskesmas Jatiuwung dr Wien Agung mengatakan Puskesmas Jatiuwung mendistribusikan 17.100 tablet penambah darah untuk 1.710 sasaran remaja putri, yang tersebar di sembilan SMP dan enam SMA sederajat.
“Satu siswa akan menerima 10 tablet, dan di setiap sekolah juga dibentuk duta remaja yang diberi nama Duta Remaja Antianemia. Harapannya, Ini menjadi perhatian semua pihak dan maksimal secara pendistribusian dan proses konsumsinya,” katanya.
Kepala Puskesmas Tanah Tinggi dr. Fer Ferdiansyah mengatakan, pihaknya mendistribusikan 13.000 tablet dengan sasaran 1.300 remaja putri.
“Saat ini, pendistribusian sudah berjalan secara bertahap. Pendistribusian, pastinya juga beriringan dengan edukasi dan sosialisasi pengetahuan mengenai anemia dan pencegahan stunting,” katanya.
Baca juga: Wali Kota Tangsel: Pemberian tablet tambah darah upaya menurunkan stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
"Penanganan stunting tidak hanya berfokus pada anak balita atau ibu hamil tetapi juga melibatkan remaja putri," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr Dini Anggraeni di Tangerang Kamis.
Dini menuturkan anemia atau kekurangan darah pada remaja putri merupakan salah satu faktor awal timbulnya stunting atau gizi buruk bagi balita.
Studi dan pemeriksaan medis menyebutkan bahwa remaja putri yang menderita anemia di masa depan saat menjadi ibu, rentan melahirkan bayi stunting.
"Anemia saat sedang akan berdampak kekurangan pada bayi. Kemudian saat melahirkan masih anemia akan terjadi pendarahan dan mengakibatkan kematian pada ibu dan bayi. Hal-hal inilah yang kita cegah sedini mungkin dengan pendistribusian tablet tambah darah ke sekolah-sekolah,” kata dia.
Baca juga: 1.274 balita di Kota Serang masuk kategori stunting
Kepala Puskesmas Jatiuwung dr Wien Agung mengatakan Puskesmas Jatiuwung mendistribusikan 17.100 tablet penambah darah untuk 1.710 sasaran remaja putri, yang tersebar di sembilan SMP dan enam SMA sederajat.
“Satu siswa akan menerima 10 tablet, dan di setiap sekolah juga dibentuk duta remaja yang diberi nama Duta Remaja Antianemia. Harapannya, Ini menjadi perhatian semua pihak dan maksimal secara pendistribusian dan proses konsumsinya,” katanya.
Kepala Puskesmas Tanah Tinggi dr. Fer Ferdiansyah mengatakan, pihaknya mendistribusikan 13.000 tablet dengan sasaran 1.300 remaja putri.
“Saat ini, pendistribusian sudah berjalan secara bertahap. Pendistribusian, pastinya juga beriringan dengan edukasi dan sosialisasi pengetahuan mengenai anemia dan pencegahan stunting,” katanya.
Baca juga: Wali Kota Tangsel: Pemberian tablet tambah darah upaya menurunkan stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024