Pariwisata menjadi salah satu sektor strategis untuk meningkatkan perekonomian daerah dan potensi alam yang dimiliki serta sumber daya manusia (SDM) yang kreatif menjadi modal penting bagi suatu desa untuk membangun wilayahnya menjadi desa wisata.

Indonesia Susitanable Tourism & Comunity Development Fondation, I-Stand hadir mengawal perjuangan desa wisata di Pandeglang untuk mencapai kemandirian melalui pengembangan dan pemanfaatan potensi desa yang salah satunya desa wisata Bandung Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang.

Desa ini juga memiliki potensi unggulan yang tengah digarap pemerintah desa bersama kelompok sadar wisata, Pokdarwis dan masyarakat, yakni Desa Wisata Bukit Sinyonya, dengan berbagai daya tarik unggulan seperti mina agro Bukit Sinyonya. Daya tarik lainnya home industri kerajinana anyaman pandan, budidaya mangot dan atraksi seni budaya.

Wisata Mina agro Bukit Sinyonya. Nantinya, objek wisata ini akan menjadi ikon wisata dari Desa Bandung, Kecamatan Banjar. Sebagai potensi pendukungnya, Desa Bandung dilengkapi dengan home industri kerajinan anyaman pandan, serta kesenian budaya.

Melihat potensi alam yang cukup melimpah, lembaga pendamping desa dari Indonesia Susitanable Tourism & Comunity Development Fondation, I-Stand fokus melakukan pendampingan di Desa tersebut. Selama 11 bulan sudah I-Stand melakukan pendampingan, hasilnya progres pengembangan desa wisata di Desa Bandung ini melesat.

Baca juga: Dinkes Pandeglang lakukan deteksi dini HIV pada ibu hamil

Direktur program I-Stand Arfah Sahabudin dalam keterangan resminya mengatakan, pihaknya tengah melakukan pendampingan desa wisata di Desa Bandung ini sejak bulan Februari 2023. beberapa program telah dilakukan selama pendampingan tersebut. diantaranya menyelenggarakan pelatihan peningkatan kapasitas pengelola wisata desa, antara lain penggalian potensi desa, kelembagaan desa wisata, pembuatan paket wisata, manajemen pengelolaan desa wisata, serta digital marketing.

"Proses pendampingan dimulai dengan asesmen. Untuk mengidentifikasi potensi dan kebutuhan desa Bandung. Dan yang  pertama kali menjadi perhatian pendampingan adalah potensi SDMnya. SDMnya harus berdaya. Perlu didampingi. Karena SDM yang berdaya (dalam hal ini masyarakat desa, pokdarwis dan pengurus desa wisata) akan mampu menjadi pelaku utama pembangunan desa, rasa memiliki dan tanggungjawab bersama, sehingga  hasilnya dapat berkelanjutan. Kemudian dilatih kelembagaan dan  membuat  produk serta pengelolaan sambil melengkapi infrastruktur. Beruntunglah warga Desa Bandung memiliki Kepala Desa yang peduli dan mendukung penuh pengembangan desa,” bebernya.

Ia mengaku perkembangan desa wisata di Desa Bandung adalah hal yang membanggakan. Apalagi desa wisata ini memiliki potensi untuk mendukung pengembangan pariwisata lokal dan memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat.

“Berkembangnya luar biasa, dalam 11 bulan ini keren banget. Desa Bandung ini luar biasa potensinya, tapi pembinaan SDM itu tidak bisa sekali kali, dan sebentar harus terus,” diakuinya.

Ia meyakini Dengan mengembangkan desa wisata ini, Desa Bandung bukan Tidak mungkin bisa naik peringkat menjadi desa wisata maju.

“Kita dapat mempromosikan keindahan alam, warisan budaya, serta kearifan lokal yang dimiliki oleh desa tersebut. Sehingga sangat mungkin desa wisata Bandung ini kedepannya bisa naik kategori menjadi desa wisata maju,” ujarnya. 

Baca juga: Banten mulai kembangkan kopi dari Gunung Karang Pandeglang

Kepala Bidang Destinasi dan industri Pariwisata pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pandeglang, Rosy Sukmawaty mengatakan, pengembangan desa wisata juga membuka peluang baru bagi masyarakat setempat untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan pendapatan melalui sektor pariwisata. Hal ini dapat menciptakan lapangan kerja baru dan memberikan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat setempat.

Rosy juga mengaku, progres pengembangan desa wisata Bandung ini sangat cepat. Ia menilai hal ini terwujud berkat kerja sama dan sinergitas antar pihak, terutama masyarakat yang mendukung penuh keberadaan desa wisata ini.

Rosy juga mengungkapkan, dari 17 desa wisata di Kabupaten Pandeglang yang bergerak dengan BUMDes, kemudian sukses baru Desa Bandung, disusul dengan Desa Sukarame. Ia berharap desa wisata di Kabupaten Pandeglang dapat terus bergerak, memiliki keseriusan dan komitmen untuk mengembangkan desanya. Sehingga harapannya desa wisata di Pandeglang ini bisa naik kelas.

“Tidak hanya Desa Bandung, tetapi setelah ada desa wisata Sukarame, Desa wisata Tanjung Jaya, harapannya ada desa wisata lain yang bisa berkembang dan maju seperti halnya 3 desa tersebut,”

Ditambahkan Rosy, Tentunya, pengembangan desa wisata juga harus dilakukan dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat setempat. Dengan memperhatikan aspek ini, pengembangan desa wisata dapat memberikan manfaat jangka panjang yang berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat.

“Saya sangat mendukung upaya pengembangan desa wisata di Pandeglang, dan saya berharap bahwa hal ini akan terus menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan” tutupnya. (Adv)

Baca juga: Warga Pandeglang berhasil tingkatkan perekonomian lewat kerajinan pandan

Pewarta: Mulyana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023